JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) bersinergi dengan Erajaya Group guna meningkatkan kualitas lulusan vokasi dalam bisnis retail.
Keseriusan itu diwujudkan Erajaya dalam bentuk penandatangan kerja sama dengan 27 satuan pendidikan vokasi dari 11 provinsi, di Jakarta, Kamis (23/11/23) dalam acara bertajuk ‘Erajaya Vocational Day’ bertema ‘Shaping the Future Retail Generation’.
Hadir sebagai saksi dalam acara tersebut, Dirjen Pendidikan Vokasi, Kemdikbudristek, Kiki Yuliati.
Kiki dalam sambutannya mengatakan, sinergi yang dibangun bersama Erajaya Group telah sesuai dengan implementasi Merdeka Belajar. Kebijakan itu mengubah paradigma pendidikan yang kini berpusat pada siswa.
“Selain juga mengajak sebanyak mungkin stakeholder atau para pihak eksternal, dan menjadikan teknologi sebagai enabler atau pengungkit dalam pendidikan,” ujarnya.
Dan yang tak kalah penting, kebijakan Merdeka Belajar memberi kepercayaan dan otonomi lebih luas kepada para pimpinan SPV, guru, dan dosen untuk merancang pembelajaran terbaik bagi kepentingan peserta didik.
“Karya yang tidak sempurna jauh lebih bermakna dari semesta, ketimbang ide yang sempurna tapi hanya ada di angan-angan,” ucap Dirjen Kiki berfilosofi.
Ditambahkan, Kemdikbudristek saat ini mencanangkan Program SMK Pusat Keunggulan (PK) yang implementasinya dilakukan lewat 2 mekanisme, yaitu SMK PK Reguler dan SMK PK SPD (Skema Pemadanan Dukungan).
Hingga akhir Oktober 2023, Program SMK PK mencakup sekitar 1,8 juta siswa di 1.851 sekolah sebagai penerima manfaat.
Untuk Program SMK PK SPD dikembangkan dengan tujuan mengajak dunia usaha dan dunia industri (DUDI) untuk menjadi co-creator pendidikan vokasi di SMK.
“Para mitra industri diharapkan tak hanya menyediakan anggaran, tetapi ikut mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri,” tuturnya.
Industri, lanjut Kiki, juga diajak ikut mendidik dan mengajar sebagai praktisi mengajar, memberi kesempatan pelatihan bagi guru, memfasilitasi kesempatan magang terstruktur di industri agar lulusan SMK memiliki kompetensi sesuai dengan harapan industri.
Kemdikbudristek juga berupaya meningkatkan fokus pengembangan dan intervensi pada peningkatan relevansi. Salah satunya melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di perguruan tinggi yang mendorong mahasiswa belajar di luar kampus.
Mahasiswa bisa belajar dari DUDI dan masyarakat. Pengalaman belajar itu diyakini akan mempercepat peningkatan relevansi kompetensi lulusan pendidikan vokasi.
“Melibatkan DUDI sebagai co-creator dalam pendidikan vokasi akan mewujudkan segera pendidikan vokasi yang unggul, dan mendukung penuh berbagai aktivitas ekonomi dan masyarakat,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Chief Human Capital, Legal, GA dan CSR Erajaya Group, Jimmy Perangin Angin mengatakan, Erajaya Group terus berkomitmen dalam praktik bisnis yang berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.
Salah satunya adalah mendukung pendidikan vokasi yang dipercayai akan menciptakan sumber daya manusia terampil dan unggul dalam dunia ritel.
“Kerja sama dengan Kemdikbudristek sudah kami lakukan sejak 2019. Kerja sama dilanjutkan karena hasilnya memberi dampak terhadap lulusan vokasi,” ujar Jimmy.
Hingga kini tercatat ada 80 satuan pendidikan vokasi (SPV) yang menjalin kerja sama demgan Erajaya Group.
Kerja sama dilakukan selama 3 tahun, mencakup penyelarasan kurikulum berbasis industri, peningkatan kompetensi serta sertifikasi kompetensi bagi pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik, penyediaan pengajar tamu dari dunia usaha, praktik kerja lapangan, penelitian terapan bersama, hingga rekrutmen kerja lapangan.
Pada kerja sama tahap kedua, ruang lingkup meliputi meliputi penyelarasan kurikulum berbasis industri, peningkatan kompetensi serta sertifikasi kompetensi bagi pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik, penyediaan pendidik tamu dari dunia usaha dan dunia industri, praktik kerja lapangan, penelitian terapan bersama, hingga rekrutmen kerja lapangan.
“Penggabungan perspektif dari sisi bisnis, pemerintahan, dan praktisi akan memberi sudut pandang baru dan lengkap. Semua itu untuk mewujudkan generasi yang unggul dan memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan,” tutur Jimmy.
Acara dimeriahkan dengan talkshow ‘HerVocational’ yang membahas 2 sudut pandang dari sisi bisnis ritel, pemerintahan, dan praktisi pendidikan.
Erajaya Group juga membuka Pop-Up Store dan Hiring Corner bagi peserta yang ingin mempelajari bisnis Erajaya serta mengeksplor berbagai pekerjaan di posisi berbeda. (Tri Wahyuni)