Suara Karya

Sistem Finger Print Kini Diterapkan di Seluruh Faskes Mitra BPJS Kesehatan

JAKARTA (Suara Karya): Sistem perekaman dengan sidik jari (finger print) kini sudah diterapkan di seluruh fasilitas kesehatan (faskes) mitra Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk hemodialisa (cuci darah). Diharapkan, pasien dapat dilayani dengan cepat dan mudah.

“Peserta kini tak perlu lagi mengulang surat rujukan dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Langsung datang ke faskes pilihan,” kata Deputi Direksi Bidang Jaminan Pembiayaan Kesehatan Rujukan BPJS Kesehatan, Budi Mohamad Arief di Jakarta, Rabu (19/2/20).

Dijelaskan, sistem finger print selama ini terbukti mempermudah peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam proses administrasi. Terutama, peserta yang selama ini melakukan pengobatan rutin seperti pada pasien hemodialisa.

“Pemangkasan prosedur administrasi pada pasien gagal ginjal kronis yang rutin mendapat layanan cuci darah di rumah sakit ini, caranya sederhana. Peserta cukup merekam sidik jarinya di rumah sakit pilihan,” tuturnya.

Upaya itu, lanjut Budi M Arief, akan mempermudah pasien JKN-KIS dapat akses layanan cuci darah tanpa perlu repot mengulang surat rujukan dari FKTP. Surat rujukan itu biasanya diperpanjang setiap tiga bulan sekali di FKTP seperti Puskesmas atau klinik utama pilihannya.

“Saat ini ada 715 rumah sakit dan 47 klinik utama yang bekerja sama dalam pelayanan cuci darah peserta JKN-KIS. Seluruhnya sudah menerapkan sistem finger print,” ucap Budi menegaskan.

Sistem finger print dilakukan, kata Budi, sebagai simplifikasi administrasi. Hal itu juga memberi manfaat bagi rumah sakit dalam memperbaiki kualitas layanan, karena meminimalkan jenis inputan pada penerbitan Surat Eligibilitas Peserta (SEP).

Ditambahkan, upaya ini sekaligus mengurangi antrian dan memberi kepastian klaim yang akan dibayarkan oleh BPJS Kesehatan. Karena terhindar dari penggunaan kartu oleh peserta yang tidak berhak.

“Kami minta kepada faskes untuk meneliti kebenaran identitas peserta dan penggunaannya. Dengan demikian, program JKN menjadi tepat sasaran,” kata Budi menandaskan. (Tri Wahyuni)

Related posts