JAKARTA (Suara Karya): Di tengah derasnya arus perubahan zaman dan tantangan global, Universitas Terbuka (UT) kembali membuktikan perannya sebagai pelopor pendidikan tinggi jarak jauh yang inklusif, adaptif dan menjangkau semua kalangan, dari CEO hingga mahasiswi muda, dari Aceh hingga Nusa Tenggara.
Semangat itu tampak mengemuka dalam Seminar Wisuda UT Tahun Akademik 2025/2026 Ganjil, Wilayah 2 yang digelar di Universitas Terbuka Convention Center (UTCC), Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten.
Mengusung tema ‘Melangkah dengan Inovasi, Wujudkan Generasi Cemerlang’, kegiatan itu tak sekadar seremoni wisuda, tetapi momentum reflektif yang menegaskan komitmen UT dalam menyiapkan lulusan yang tangguh, adaptif, dan berdaya saing global.
Kegiatan diikuti sekitar 1.700 calon wisudawan dari berbagai daerah di Indonesia. Seminar dibuka Wakil Rektor Bidang Akademik UT, Prof Rahmat Budiman, setelah laporan dari Direktur Administrasi Akademik dan Kelulusan (DAAK), Firmansyah.
Suasana seminar menjadi haru dan inspiratif ketika kisah para calon wisudawan disampaikan. Ada Handito Hadi Joewono dari UT Bogor. Pria berusia 62 tahun itu adalah CEO Arrbey Consulting, sekaligus calon wisudawan tertua yang sebelumnya telah bergelar doktor dari IPB.
Di sisi lain, ada Sri Rahayu, perempuan berusia 20 tahun dari UT Palembang, yant menjadi calon wisudawan termuda, simbol semangat generasi muda yang haus ilmu.
Ada pula pasangan suami istri bernama Paryono dan Marlina Nunung Cahyani dari UT Palangka Raya, yang mencuri perhatian. Mereka kuliah bersama di Program Studi Ilmu Komunikasi UT.
Kisah dari CEO Handito, Sri Rahayu dan pasangan Paryono-Marlina menegaskan satu hal, yaitu belajar tak mengenal batas usia, jarak atau status.
“UT bukan hanya lembaga pendidikan, tetapi gerakan sosial yang membuka ruang bagi siapa pun untuk belajar, berkembang, dan berkontribusi,” kata Rektor UT, Prof Dr Ali Muktiyanto dalam sambutannya dalam acara yang digelar Senin (10/11/25).
Dalam kesempatan yang sama, UT juga menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan sejumlah mitra strategis, baik dari sektor industri maupun pemerintahan daerah.
Kerja sama dengan industri, yaitu PT Bangun Kosambi Sukses Tbk dari Agung Sedayu Group-PIK 2. Kerja sama mencakup peningkatan kualitas penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi dan pengembangan SDM.
Kerja sama juga dilakukan dengan
Pemerintah Kabupaten Pidie (Aceh), yang mencakup peningkatan mutu SDM dan pengembangan kelembagaan.
Dengan DPRD Kabupaten Bima (NTB), kerja sama mencakup peningkatan kualitas pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi di Kabupaten Bima. Dengan Pemerintah Kabupaten Sumbawa, dalam bidang peningkatan akses dan mutu pendidikan tinggi.
Selain itu, UT Serang juga menandatangani PKS dengan PT Bangun Kosambi Sukses Tbk dan Yayasan Dimuso Generasi Bangsa (SALUT Cipondoh) untuk pemberian bantuan biaya pendidikan bagi calon mahasiswa baru tahun akademik 2026/2027.
CEO Agung Sedayu Group, Letjen TNI (Purn) Dr Nono Sampono mengungkapkan, kerja sama ini merupakan bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dalam bidang pendidikan.
“Kami merasa terhormat bisa bermitra dengan UT yang memiliki lebih dari 760 ribu mahasiswa di dalam maupun luar negeri. Dunia pendidikan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga sektor swasta dan masyarakat,” ujarnya.
Melalui kolaborasi ini, Agung Sedayu akan menyalurkan beasiswa penuh bagi 200 calon mahasiswa baru di wilayah Tangerang Raya, khususnya di sekitar area operasional PIK 2.
Setiap mahasiswa akan menerima dukungan biaya pendidikan hingga lulus, senilai total sekitar Rp14,4 juta per orang selama 8 semester.
“Tahap awal ini, beasiswa untuk 200 orang dengan total dana Rp2,8 miliar. Kami berharap program tersebut bisa berkembang jadi ribuan penerima beasiswa di masa depan,” ucap Jenderal Nono.
Dari Aceh, Bupati Pidie, H Sarjani Abdullah, SH, MH menilai kerja sama ini sebagai langkah strategis untuk mempercepat peningkatan kualitas aparatur pemerintahan dan masyarakat.
“Kerja sama ini momentum penting bagi pembangunan SDM di Bumi Serambi Mekkah,” ucapnya menegaskan.
Sementara dari timur Indonesia, Ketua DPRD Kabupaten Bima, Diah Citra Pravita Sari menyampaikan apresiasi serupa.
“Banyak guru di Bima sangat terbantu dengan sistem digitalisasi UT. Akses pendidikan kini lebih mudah dijangkau, meski dari daerah paling timur sekalipun,” katanya.
Direktur UT Serang, Dr Teguh Prakoso dalam kesempatan yang sama menjelaskan, penerima beasiswa akan diberikan kepada mahasiswa untuk perkuliahan Juli 2026, dengan pendampingan intensif melalui Sentra Layanan UT (SALUT) Cipondoh.
“Kami pastikan mahasiswa tak hanya mendapat akses belajar, tapi juga pendampingan akademik agar sukses menyelesaikan studi jarak jauh,” jelasnya.
Setiap mahasiswa mendapat kesempatan untuk pendampingan belajar melalui SALUT sebanyak 8 kali dalam satu bulan, dengan biaya untuk penggunaan fasilitas Rp500 ribu per bulan.
Dalam penutupannya, Rektor Prof Ali Muktiyanto menegaskan kembali misi besar UT, yaitu menghadirkan pendidikan tinggi yang fleksibel, terjangkau, dan tanpa batas.
“Kolaborasi antara dunia pendidikan, pemerintah daerah, dan industri adalah jalan terbaik membangun bangsa. Bersama, kita siapkan generasi unggul di seluruh Indonesia,” kata Prof Ali menandaskan. (Tri Wahyuni)

