JAKARTA (Suara Karya): Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DKI Jakarta Arlyana Abubakar mengungkapkan perluasan penggunaan QRIS di wilayah Ibu Kota terus berlanjut khususnya pada triwulan I 2024. Hal itu tercermin pada volume transaksi, jumlah pelaku usaha, dan pengguna QRIS sebesar 333,68 juta atau tumbuh 157% (yoy).
Menurut Arlyana, pertumbuhan tersebut turut didukung momentum hari besar keagamaan nasional Ramadan dan Idulfitri (HBKN Rafi). “Capain tersebut didorong oleh semakin luasnya pelaku usaha menggunakan QRIS mencapai 5,28 juta atau tumbuh 16% (yoy),” katanya saat bincang media bersama BI Jakarta di Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (17/5/2024).
Diungkapkannya, akseptasi pengguna QRIS juga terus berlanjut. Pada TW-I 2024 pengguna QRIS mencapai 5,77 juta atau tumbuh 19% (yoy). Capaian ini didorong optimalnya user experience melalui penyelenggaraan event dan peningkatan literasi masyarakat.
Dikatakan Arlyana, lebaran QRIS di Jakarta semakin merata dengan capaian pangsa tertinggi di Jakarta Selatan dan Jakarta Barat. Masih terdapat peluang optimalisasi QRIS di Kepulauan Seribu, utamanya pada kawasan wisata.
Selain digitalisasi transaksi pemerintah, bansos, dan transportasi, QRIS juga diperluas pada sektor utama dan potensial Jakarta yaitu perdagangan, akmamin, infokom, jasa kesehatan, dan jasa pendidikan. Pada transaksi pemerintah, QRIS telah dimanfaatkan untuk transaksi penerimaan pajak dan retribusi daerah.
Rasio QRIS terhadap PAD naik menjadi 0,51% pada semester II-2023 dari sebelumnya yang hanya 0,05%. Kenaikan ini mendorong peningkatan Indeks Elektronifikasi Transaksi Pemda menjadi 98,3% dari sebelumnya 94,8%. Lebih lanjut, penggunaan kanal penerimaan digital Pemda semakin besar atau naik menjadi 38% dari total pajak dan retribusi selama tahun 2023.
Integrasi moda transportasi Jakarta meningkatkan prospek perluasan QRIS di Jakarta. Beberapa moda transportasi seperti MRT, Transjakarta, LRT, Commuter line dan Grab, dapat dipesan dengan tiket terintegrasi pada Jaklingko.
Dengan demikian, QRIS telah menjadi alternatif pembayaran pada aplikasi tersebut. Ke depan, untuk mendorong digitalisasi transportasi, MRT dalam tahap berinovasi untuk pengembangan NFC sebagai salah satu metode pembayaran.
Digitalisasi perparkiran juga semakin luas, didorong oleh penggunaan Terminal Parkir Elektronik (TPE) dan aplikasi Jakparkir. Kedua aplikasi ini telah memanfaatkan mode pembayaran nontunai untuk memesan slot parkir di Jakarta. Lebih lanjut, digitalisasi transportasi juga berkembang pada moda penyeberangan dan Bus AKAP melalui aplikasi JaketBoat dan JaketBus. Kedua aplikasi tersebut telah menyediakan metode pembayaran secara nontunai. (Boy)