Suara Karya

Warisan untuk Generasi, Menteri LH Siapkan 7 Langkah Besar Selamatkan Danau di Indonesia

JAKARTA (Suara Karya): Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif Faisol Nurofiq menegaskan, penyelamatan danau di Indonesia harus menjadi gerakan bersama yang nyata, bukan sekadar seremoni tahunan.

Penegasan tersebut disampaikan Hanif dalam Puncak Peringatan Hari Danau Dunia (World Lake Day), di Jakarta, Rabu (1/10/25).

Hanif mengungkapkan, kondisi danau di Indonesia, termasuk didalamnya 15 Danau Prioritas Nasional, masih jauh dari kata baik meski data administratif sering menunjukkan kondisi sebaliknya.

“Kondisi danau kita tidak sedang baik-baik saja. Seluruhnya, termasuk 15 danau prioritas membutuhkan perhatian. Mulai sekarang, ayo kita aktif bergerak menyelamatkan danau,” katanya.

Hanif menyoroti kerusakan yang terjadi pada sejumlah danau besar di Indonesia, seperti Rawa Pening, Rawa Danau, dan Sungai Mahakam. Degradasi daerah tangkapan air telah menimbulkan sedimentasi tinggi, pencemaran pestisida, serta praktik keramba jaring apung (KJA) berlebihan yang menurunkan kualitas air.

Bahkan, fungsi waduk pun banyak yang hilang karena kurangnya perhatian pengelola pada ‘catchment area’. Waduk kehilangan fungsi, dan hal itu berdampak pada ekosistem danau secara keseluruhan.

Menteri LH menyebut, 7 langkah besar untuk penyelamatan danau di Indonesia. Pertama, berbasis data ilmiah dan daya dukung lingkungan. Misalkan pengendalian KJA di Danau Toba, yang ditargetkan 3.333 petak dari 11.827 petak.

Kedua, menegakkan kepatuhan tata ruang dan sempadan, seperti di Danau Maninjau dan Danau Singkarak yang sudah memiliki regulasi khusus.

Ketiga, menguatkan peran daerah dan penegakan hukum terhadap perambahan, okupasi ilegal, dan pencemaran.

Keempat, perlindungan spesies endemik dan pengendalian spesies asing invasif, diantaranya di Danau Matano, Sentarum dan Tempe.

Kelima, integrasi pendekatan ekohidrologi dan adaptasi perubahan iklim dalam pengelolaan danau. Dan ke-6, mendorong sinergi pembiayaan hijau melalui APBN, BPDLH, serta mekanisme jasa lingkungan dan carbon offset.

Ketujuh, mengarusutamakan pendidikan dan partisipasi publik, termasuk ‘Gerakan Bersama Bersihkan Danau’ serta program Adopsi Danau oleh universitas.

Peringatan Hari Danau Dunia 2025 juga dihadiri United Nations Secretary General’s Special Envoy on Water, Retno LP Marsudi secara virtual; President of ILEC, Masahisa Nakamura, serta perwakilan lembaga internasional seperti UNEP, UNESCO, UNDP dan IFAD.

Selain itu, hadir pula jajaran kementerian/lembaga, pimpinan perguruan tinggi di wilayah 15 Danau Prioritas, dunia usaha, hingga generasi muda.

Peringatan Hari Danau Dunia merupakan inisiatif Indonesia yang lahir pada World Water Forum ke-10 di Bali pada Mei 2024. Inisiatif tersebut segera disetujui PBB.

Peringatan Hari Danau Dunia jatuh pada 27 Agustus, bertepatan dengan Konferensi Pertama Danau Dunia yang digelar pada 1984.

“Danau adalah warisan untuk generasi mendatang. Momentum Hari Danau Dunia, kita gunakan untuk menunjukkan kepada dunia, bahwa Indonesia juga menggelar aksi nyata untuk selamatkan danau,” katanya menandaskan. (Tri Wahyuni)

Related posts