Suara Karya

40 Ribu Mahasiswa akan Ikuti KKN Tematik Kewirausahaan

JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) bersama USAID Mitra Kunci Initiative meluncurkan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik kewirausahaan. Kegiatan itu akan diikuti 40 ribu mahasiswa dari 10 perguruan tinggi yang tergabung dalam Konsorsium KKN Kewirausahaan.

Penandatanganan naskah kerja sama USAID Mitra Kunci Initiative dengan 10 perguruan tinggi disaksikan Direktur Pembelajaran, Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemristekdikti, Paristiyanti Nurwardani di Jakarta, Selasa (11/6/2019).

Hadir dalam kesempatan itu, Director of Office of Human, Capacity and Partnerships (HCP) USAID Indonesia, Thomas Crehan.

Disebutkan, ke-10 perguruan tinggi itu adalah Universitas Padjajaran, Universitas Suryakencana, Universitas Siliwangi, Universitas Kuningan, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Diponegoro, Universitas Jember, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur, dan Universitas Muhammadiyah Malang.

Paristiyanti menjelaskan, USAID dalam kerja sama ini akan memberi dukungan dalam bentuk pengembangan kurikulum pelatihan, modul panduan, mekanisme pemantauan dan evaluasi dalam pelaksanaan KKN Kewirausahaan.

“USAID juga membantu penyelenggaraan Training of Trainers (ToT) bagi para dosen pembimbing KKN Kewirausahaan yang mencakup 205 dosen dari 57 universitas di 3 wilayah yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa timur,” tuturnya.

Ditambahkan, KKN Kewirausahaan merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang melibatkan mahasiswa sebagai peserta dan dosen sebagai pembimbing, dengan fokus pada tema kewirausahaan. Kegiatan itu tidak semata memberi kecakapan kewirausahaan, tetapi juga pengejawantahan Tri Dharma perguruan tinggi dalam bidang kewirausahaan dan tenaga kerja.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) 2019 yang menunjukkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Indonesia (TPAK) pada Agustus 2018 sebesar 67,26 persen. Persentasenya menurun 1,94 persen dibanding Februari 2018. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2018 mencapai 5,34 persen. Angka ini turun 0,16 persen dibanding TPT Agustus 2017.

“Angka TPT digunakan sebagai standar untuk menilai keberhasilan pemerintah dalam ketenagakerjaan,” ujarnya.

Disebutkan, tiga manfaat KKN Kewirausahaan yaitu memberi dampak positif pada isu ketenagakerjaan secara khusus dan sektor ekonomi secara umum. Pertama, mahasiswa KKN Kewirausahaan memiliki kecakapan dalam merancang wirausaha dan pengalaman dalam penerapannya.

“Sudah terbukti, mahasiswa peserta KKN Kewirausahaan sebelumnya mampu mengembangkan usahanya sendiri sebelum lulus kuliah,” katanya.

Kedua, aspek masyarakat penerima manfaat KKN Kewirausahaan. Penyelenggaraan KKN Kewirausahaan menunjukkan banyaknya kelompok dampingan di masyarakat yang lebih mampu dalam mengembangkan usaha secara sistematik, menghasilkan pendapatan yang lebih besar serta merekrut tambahan pekerja.

Ketiga, terkait pembangunan daerah. Mengingat KKN Kewirausahaan berjalan t melibatkan ribuan mahasiswa yang mendampingi upaya kewirausahaan di desa secara terus menerus setiap tahunnya. Hal itu berdampak positif pada akselerasi pembangunan ekonomi di kabupaten/kota serta kontribusi secara signifikan dalam pemanfaatan dana pembangunan di desa.

Hal senada dikemukakan Thomas Crehan. USAID mendukung pemerintah Indonesia dalam menyiapkan kaum muda menghadapi situasi ketenagakerjaan global abad 21. Isu kaum muda menjadi penting, karena Indonesia merupakan salah satu pemain global dalam dunia ekonomi.

“Hampir setengah populasi Indonesia adalah kaum muda di bawah usia 30 tahun. Namun data Bank Dunia 2018 menunjukkan pengangguran usia 15-24 masih tinggi yakni sekitar 16 persen. Setiap tahun 2,5 juta orang masuk dunia kerja, namun sebagian besarnya adalah pekerjaan dengan kecakapan dan upah rendah,” tuturnya.

Selain memberi dukungan pada universitas, USAID Mitra Kunci Initiative juga memberikan dukungan teknis pada Balai Latihan Kerja (BLK) serta Lembaga Pendidikan dan Keterampilan (LPK) seperti pelatihan bagi calon tenaga kerja baik dalam keterampilan teknis (hard skill) maupun keterampilan non teknis (soft skill).

Saat ini, selain bermitra dengan Kemenristekdikti dan Kementerian Tenaga Kerja, Mitra Kunci bekerja sama dengan berbagai lembaga swadaya masyarakat seperti Saujana, Transformasi dan Rajawali Foundation serta pihak swasta seperti United Tractors, H & M dan Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia). (Tri Wahyuni)

Related posts