Suara Karya

64 Persen Kejadian Pascavaksinasi Covid-19 Akibat Faktor Cemas!

JAKARTA (Suara Karya): Kejadian ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) corona virus disease (covid-19) ternyata banyak dipengaruhi oleh kecemasan akibat proses imunisasi (immunization stress related responses), bukan karena kandungan dalam vaksin tersebut.

“Sebanyak 64 persen penerima vaksinasi covid-19 alami immunization stress related responses. Karena setelah diperiksa dan diobservasi, kondisi tubuhnya normal,” kata Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), Prof Hindra Irawan Satari dalam keterangan pers secara virtual, Senin (22/2/2021).

Gejala penerima vaksin covid-19 dengan immunization stress related responses dapat berupa mual, muntah, pingsan sekejap, gerakan-gerakan aneh, lumpuh sementara, sesak, hingga kejang. Gejala itu akan hilang dalam 1-2 hari bahkan tanpa pengobatan.

“Proses imunisasi pada kelompok tertentu ternyata rentan stres. Mungkin karena tegang, dengar cerita, atau melihat orang lain yang divaksinasi ketakutan sehingga dia juga takut,” ujarnya.

Rasa takut tersebut, lanjut Prof Hindra, kemudian membuat jantung berdebar, sesak, lemas, pucat, kebiruan, dan memang dapat terjadi pada orang dewasa, tambahnya. Justru pada anak, KIPI dengan gejala seperti itu jarang ditemukan.

“Kalau anak diimunisasi paling nangis jerit-jerit, tapi kalau orang dewasa setelah imunisasi dan pulang ke rumah masih bisa immunization stress related responses. Tapi Alhamdulillah semua bisa sembuh,” ujarnya.

Prof Hindra menambahkan, KIPI terkait immunization stress related responses sudah dipahami para vaksinator. Sehingga mereka tidak menjadi panik, saat menemukan gejala semacam itu pasca vaksinasi.

“Para vaksinator mendapat pelatihan, termasuk tindakan yang harus dilakukan jika menemukan penerima yang mengalami immunization stress related responses. Selama ini, kasus semacam itu bisa ditangani dengan baik,” katanya.

Ditanya proporsi kasus KIPI untuk covid-19 saat ini, Prof Hindra menyebut, 42 per 1 juta untuk kasus serius dan 5 per 10 ribu untuk kasus non serius.

“Angkanya sangat kecil, karena vaksin Sinovac yang digunakan pemerintah dalam program vaksinasi covid-19 dipastikan aman dan berkhasiat. Sebab, dalam proses pengujiannya telah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh WHO,” kata Prof Hindra menegaskan.

Merujuk pada uji klinis yang dilakukan Tim Riset Uji Klinik Vaksin Covid-19 Universitas Padjajaran, disebutkan efek samping yang ditimbulkan bersifat ringan dan mudah diatasi seperti reaksi lokal berupa nyeri, kemerahan atau gatal-gatal.

Untuk mengantisipasi timbulnya KIPI, pemerintah telah menyiapkan langkah penanganan termasuk menyediakan nama orang yang bisa dihubungi bila terjadi efek samping pascavaksinasi, di setiap pos pelayanan vaksinasi. (Tri Wahyuni)

Related posts