Suara Karya

INOVASI CSA
Kementan Sebut Poktan Sri Mulyo Layak Jadi ‘Role Model’

JAKARTA (Suara Karya): Kelompok tani [Poktan] sebagai pelaku utama pertanian merupakan ujung tombak pembangunan pertanian. Pembinaan dan pendampingan Poktan dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) RI bersama Program SIMURP menerapkan inovasi Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] pada 24 kabupaten di 10 provinsi.

Tercatat 585 Poktan menjadi sasaran Program SIMURP sejak 2019 hingga 2023 bagi peningkatan Indeks Pertanaman [IP] dan produktivitas serta pendapatan petani, mengadaptasi dan membangun ketangguhan terhadap dampak perubahan iklim dan reduksi emisi gas rumah kaca.

Pengembangan Poktan yang melakukan transformasi dari karakter dan mindset budidaya [on farm] menjadi produk olahan [off farm] adalah target Kementan bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] menyokong dan mengawal hadirnya Poktan ideal berwawasan CSA.

Dari 585 Poktan CSA, sejumlah kelompok tani layak menjadi role model Program SIMURP di antaranya Poktan Sri Mulyo di Kecamatan Karang Agung Ilir, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan Dari 585 Poktan CSA, sejumlah kelompok tani layak menjadi role model Program SIMURP di antaranya Poktan Sri Mulyo di Kecamatan Karang Agung Ilir, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan sehingga layak meraih SIMURP Award 2023.

Pengembangan CSA sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman yang terus mendorong dan mengawal pertanian berwawasan iklim CSA, agar tetap kreatif dan inovatif bagi mitigasi perubahan iklim global.

“Fokus kerja Kementan pada 2024 adalah memperkuat produksi berbagai komoditas pokok seperti padi dan jagung di tengah perubahan iklim global,” kata Mentan Amran.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan, keberhasilan kebijakan Kementan memerlukan sinergi antara seluruh insan pertanian didukung oleh stakeholders terkait di antaranya SIMURP.

“Untuk itu diperlukan langkah awal dalam upaya peningkatan wawasan dan pemahaan serta penyamaan persepsi dalam upaya mencapai swasembada padi dan jagung,” katanya.

Direktur NPIU SIMURP, Bustanul Arifin Caya mengatakan Program SIMURP di Kementan fokus pada upaya antisipasi dampak perubahan iklim global.

Bustanul menambahkan, Program SIMURP merupakan salah satu upaya peningkatan layanan irigasi melalui pengenalan dan pelaksanaan kesepakatan layanan irigasi atau Irrigation Service Agreement (ISA) guna membangun akuntabilitasi pelayanan irigasi yang efektif, efisien dan berkelanjutan.

Project Manager SIMURP, Sri Mulyani menambahkan, pada tingkat petani dikembangkan modernisasi pertanian melalui kegiatan Pertanian CSA dengan peningkatan kapasitas dan peran SDM pertanian seperti penyuluh pertanian, mantri pengairan, aparat desa dan petugas lembaga/instansi terkait lainnya.

Diupayakan pula pemberdayaan masyarakat petani pemakai air baik yang tergabung dalam Perkumpulan Petani Pemakai Air [P3A] maupun Poktan/Gapoktan secara harmonis dan saling melengkapi.

“Penerapan CSA juga dinilai strategis dan bermanfaat untuk mendorong petani tetap bersemangat bertanam dalam menggenjot produksi dan produktivitas pangan,” katanya.(Boy)

Related posts