JAKARTA (Suara Karya): BINUS Business School secara resmi meluncurkan 4 program studi (prodi) baru berbasis teknologi, di GOR Kampus BINUS @Alam Sutera, Kamis (24/7/25).
“Peluncuran 4 prodi baru ini merupakan langkah strategis BINUS Business School dalam menjawab tantangan dunia bisnis yang memiliki ketergantungan terhadap teknologi dan AI,” kata Campus Director BINUS @Alam Sutera, Prof Dr Lim Sanny ST, MM dalam sambutan pembukanya.
Ke-4 prodi baru tersebut adalah Artificial Intelligence (AI), Cyber Security, Digital Business dan Digital Media Communication.
Prodi baru itu dirancang untuk menjawab kebutuhan dunia kerja yang terus berkembang seiring dengan pesatnya transformasi digital di berbagai sektor industri.
Sebagai Creative Business Campus, BINUS @Alam Sutera menargetkan menjadi pilihan utama bagi generasi muda yang ingin berkarier di sektor kreatif yang didorong teknologi.
“Dengan pendekatan pembelajaran berbasis proyek dan kolaborasi langsung dengan industri, mahasiswa akan dapat pengalaman belajar yang praktis dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja,” ucap Dr Lim.
Hadir secara virtual, Rektor BINUS University, Dr Nelly, S.Kom, MM, CSCA. Dalam sambutannya, Nelly menegaskan komitmennya dalam mencetak lulusan yang siap di era digital, tak hanya mahir dalam kemampuan teknis, tetapi juga kepemimpinan, inovasi, dan kewirausahaan.
“Melalui 4 prodi baru ini, diharapkan banyak generasi muda Indonesia yang mampu meraih peluang karier di masa depan dan ikut membangun ekonomi digital nasional,” ucap Nelly.
Momentum peluncuran ditandai dengan gelaran Studium Generale bertajuk ‘Shaping Careers in the Age of Digital Transformation’. Hadir tiga narasumber, yaitu VP Head of Strategic Business Transformation di Indosat, Kevin Suryaatmaja; Cyber Risk Director Deloitte, Hendro; dan CEO Tribun Network, Dahlan Dahi.
Kevin Suryaatmaja yang juga alumni BINUS Business School menekankan pentingnya memahami transformasi digital, yang kini telah mengubah model bisnis secara menyeluruh, mulai dari operasional hingga layanan pelanggan.
“Transformasi digital bukan hanya soal teknologi, tapi tentang cara berpikir baru. Bisnis dituntut untuk lebih adaptif, cepat, dan berbasis data. Karena itu, pemahaman mendalam terhadap teknologi seperti AI dan data analytics menjadi kunci keunggulan kompetitif saat ini,” tuturnya.
Ia menambahkan, Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan ekosistem bisnis digital, namun dibutuhkan talenta yang memiliki kombinasi antara literasi digital dan pemahaman pasar.
“Generasi muda bisa menjadi motor utama dalam transformasi ini, asalkan didukung dengan pendidikan yang relevan dan pengalaman industri yang nyata,” ucapnya.
Sementara itu, CEO Tribun Network, Dahlan Dahi mengatakan, institusi pendidikan tinggi seperti BINUS University memegang peran strategis dalam membentuk talenta media, yang tak hanya menguasai teknologi, tetapi juga memiliki pemahaman terhadap jurnalisme, etika komunikasi, serta kemampuan membangun kepercayaan publik.
“Tantangan media saat ini bukan soal kecepatan menyampaikan informasi, tetapi bagaimana menyampaikan narasi yang kredibel, berdampak, dan mampu menjawab kebutuhan masyarakat yang semakin kritis dan selektif dalam mengonsumsi informasi,” ujar Dahlan Dahi menandaskan. (Tri Wahyuni