JAKARTA (Suara Karya): Jakarta mencatatkan deflasi sebesar -1,50% (mtm) pada Januari 2025 setelah sebelumnya mengalami inflasi 0,37% (mtm) pada Desember 2024. Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), deflasi ini terutama disebabkan oleh penurunan harga pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, kelompok transportasi, serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan.
Meski demikian, beberapa kelompok pengeluaran seperti makanan, minuman, dan tembakau serta perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami inflasi. Secara tahunan, inflasi Jakarta tetap terkendali di angka 0,14% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang mencapai 0,76% (yoy).
Menanggapi perkembangan ini, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Arlyana Abubakar, menegaskan bahwa realisasi inflasi yang tetap terkendali tidak terlepas dari sinergi yang kuat dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DKI Jakarta.
“Deflasi yang terjadi pada Januari 2025 mencerminkan efektivitas strategi pengendalian inflasi yang telah dilakukan, terutama dalam menjaga kestabilan harga di sektor-sektor utama. TPID DKI Jakarta terus berupaya memperkuat koordinasi dalam mengimplementasikan strategi 4K, yaitu Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif. Langkah-langkah konkret seperti program Pasar Murah, Pangan Bersubsidi, serta kerja sama dengan berbagai mitra di sektor pangan telah berkontribusi dalam menjaga stabilitas harga,” ujar Arlyana Abubakar melalui keterangan tertulisnya, Senin (3/2/2025).
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya langkah-langkah strategis dalam menjaga inflasi ke depan. “Ke depan, kami akan terus memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan guna memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1%. Melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), kami optimistis dapat menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat,” tambahnya.
Faktor Penyebab Deflasi di Jakarta
• Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga
• Deflasi -9,20% (mtm), terutama disebabkan oleh kebijakan diskon 50% tarif listrik untuk daya di bawah 2.200 VA pada Januari–Februari 2025.
• Namun, tarif sewa rumah mengalami inflasi akibat penyesuaian harga di awal tahun.
• Transportasi
• Deflasi -0,23% (mtm), disebabkan oleh penurunan harga tiket angkutan udara dan tarif kereta api setelah libur Natal dan Tahun Baru (HBKN Nataru).
• Namun, harga bensin mengalami kenaikan akibat penyesuaian harga BBM nonsubsidi.
• Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
• Deflasi -0,17% (mtm), terutama dipengaruhi oleh penurunan tarif telepon seluler.
Kelompok yang Mengalami Inflasi
• Makanan, Minuman, dan Tembakau
• Inflasi 1,82% (mtm), terutama didorong oleh kenaikan harga cabai merah dan cabai rawit akibat gangguan pasokan dan cuaca.
• Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya
• Inflasi 0,70% (mtm), dipicu oleh kenaikan harga emas perhiasan, sejalan dengan tren kenaikan harga emas global.
Upaya Pengendalian Inflasi
Dalam menjaga stabilitas harga, TPID DKI Jakarta telah melaksanakan berbagai langkah, antara lain:
• Program Pasar Murah, Pangan Bersubsidi, dan SPHP sepanjang Januari 2025.
• Kontrak farming dengan sembilan mitra Gapoktan dan BUMD di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
• Distribusi pangan dalam program Pasar Murah yang diselenggarakan oleh Food Station.
• Kerja sama antara Pemprov DKI Jakarta dan Pemprov Jawa Timur dalam pengendalian inflasi dan pembangunan daerah.
• Pelatihan dan koordinasi TPID untuk memperkuat strategi pengendalian inflasi.(Boy)