Suara Karya

Analis Sebut Banyak Masyarakat Beralih ke Dompet Digital

JAKARTA (Suara Karya): Era digital yang antara lain ditandai dengan semaraknya aktivitas transaksi di ranah digital kerap memunculkan pertanyaan ”receh”. Salah satunya, ”Apakah betul lupa membawa dompet lebih baik daripada lupa membawa handphone?”

Pertanyaan tersebut dilontarkan Analis Data Medco E&P Indonesia, Arief Rama Syarif, pada webinar literasi digital ”Indonesia Makin Cakap Digital” yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI untuk komunitas digital di wilayah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Kamis (23/2/2023).

Digitalisasi memang membuat berbagai regulasi dalam kegiatan transaksi di ranah digital menjadi lebih mudah. Kini, kata Arief, berbagai macam dompet digital menawarkan model transaksi baru melalui smartphone yang sering disebut cashless transactions.

Sebagai gambaran awal, Arief mengutip data dari katadata.id yang memproyeksikan kenaikan signifikan dari transaksi masyarakat Indonesia melalui dompet digital. Terdapat kenaikan signifikan pada transaksi dompet digital masyarakat Indonesia, yakni mulai 2-10 miliar dolar/tahun.

”Mudahnya akses dan regulasi dompet digital menjadi latar belakang masyarakat Indonesia beralih dari uang fisik ke dompet digital,” urai Arief dalam webinar bertajuk ”Memudahkan Regulasi dengan Literasi Digital” di Kabupaten Nganjuk.

Arief juga menyebut, terdapat faktor kelebihan dompet digital yang membuat masyarakat memilih untuk lebih ”cashless” dalam kegiatan transaksi sehari-hari. Kelebihan tersebut, antara lain, masyarakat bisa melakukan transaksi lebih cepat, praktis, serta yang terpenting adalah terhindar dari bahaya uang palsu.

”Hadirnya e-wallet menawarkan banyak kelebihan: lebih cepat, praktis, banyak promo diskon, dan yang pasti enggak bakal ketipu sama uang palsu,” jelas Arief.

Arief menambahkan, ketertarikan masyarakat pada promo dan diskon dengan syarat transaksi dilakukan melalui dompet digital juga dipengaruhi oleh kemudahan regulasi yang diterapkan.

Webinar #MakinCakapDigital merupakan bagian dari program nasional Indonesia Makin Cakap Digital (IMCD) 2023, yang kick off-nya dilaksanakan pada 27 Januari lalu. Program Kominfo yang berkolaborasi dengan Siberkreasi dan 18 mitra jejaring ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.

Tahun ini, IMCD menargetkan 5,5 juta warga masyarakat yang belum pernah mengikuti kegiatan literasi digital. IMCD sendiri bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman.

Setiap kegiatan literasi digital – yang kali ini diselenggarakan di 10 wilayah kegiatan dari Sumatera hingga Papua – selalu membahas setiap tema dari sudut pandang empat pilar utama. Yakni, kecakapan digital, etika digital, keamanan digital, dan budaya digital.

 

Narasumber lain dalam webinar ini, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nganjuk Sopingi menyatakan, pandemi covid-19 telah membuat Dinas Pendidikan melakukan inovasi. Inovasi pendidikan yang ia maksud berupa aplikasi sistem online bernama ”BOS Didik Naik CB”.

 

”Selain untuk mengelola dan mengontrol program BOS secara otomatis, sistem tersebut juga mencakup manajemen perencanaan ’Si Didik’ agar Cerdas dan Berprestasi (CB),” jelas Sopingi di hadapan ratusan partisipan webinar.

 

Sopingi menambahkan, inovasi pelayanan pendidikan era digital di Kabupaten Nganjuk juga menyasar manajemen Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) secara online. ”Sistem tersebut telah diterapkan pada penerimaan peserta didik baru di tingkat SD dan SMP,” imbuhnya.

 

Diskusi virtual yang dimoderatori Anissa Rilia itu, juga menghadirkan influencer Dyah Hakim sebagai key opinion leader. Informasi lebih lanjut silakan akses info.literasidigital.id atau akun Instagram @siberkreasi. (Pram)

 

 

 

 

Related posts