JAKARTA (Suara Karya): Festival Ramadan 1445 H yang digelar HaloZakat berlangsung sukses. Kegiatan tersebut akan menjadi agenda tahunan, karena dinilai berhasil menyatukan berbagai elemen masyarakat dalam semangat berbagi dan solidaritas.
“Festival Ramadan tahun ini sungguh diluar ekspektasi. Kegiatannya tak hanya meriah, tapi juga sarat makna,” kata Direktur HaloZakat, Heris Bimo Cahyadi dalam acara ‘Refleksi Festival Ramadan 1445 H’, di Jakarta, Selasa (30/4/24).
Heris menyebut sejumlah kegiatan dalam Festival Ramadan 1445 H, antara lain, pembagian takjil gratis bagi ribuan orang sebagai makanan pembuka puasa; dan khataman AlQur’an bersama masyarakat dan ditutup dengan buka puasa bersama.
“Selain itu, ada kegiatan sedekah 1 juta AlQur’an ke berbagai kelompok masyarakat yang membutuhkan. Kitab suci tersebut untuk meningkatkan akses ke sumber spiritual,” ujarnya.
HaloZakat juga mengajak sejumlah anak yatim berbuka puasa bersama untuk memberi pengalaman yang tak terlupakan; memborong barang milik pedagang kecil untuk mendukung ekonomi lokal.
“Kegiatan lain selama Ramadan adalah Relawan Berbagi, aktivitas yang memperkuat ikatan komunal dan memperluas jaringan sosial. Ada pula santunan bagi anak yatim yang butuh dukungan finansial,” tuturnya.
Ditambahkan, HaloZakat memberi bingkisan lebaran bagi masyarakat kurang mampu agar dapat berbahagia di hari kemenangan Idul Fitri. Pemberian sembako kepada keluarga-keluarga yang membutuhkan.
“Kami juga menyalurkan paket iftar (berbuka puasa) untuk masyarakat Palestina,” ucap Heris menandaskan.
Disebutkan ada lebih dari 1.200 individu merasakan manfaat langsung dari inisiatif itu, yang mencakup berbagai kalangan seperti anak yatim dhuafa, lansia, dan pedagang kecil.
“Barangsiapa yang menyediakan iftar bagi orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga,” kata Heris mengutip hadis Rasulullah SAW (HR Tirmidzi No 807) tentang pentingnya berbagi.
Festival Ramadan HaloZakat telah menunjukkan bagaimana komunitas dapat bersatu dan mendukung satu sama lain dalam masa-masa sulit. Kegiatan itu tak hanya meningkatkan semangat kebersamaan, tetapi juga memperkuat nilai-nilai kepedulian dan empati diantara peserta. (Tri Wahyuni)

