Suara Karya

Dukung SDGs, Kalbis Institute Buka Program MM in Sustainable Development

JAKARTA (Suara Karya): Kalbis Institute membuka Program Magister Manajemen (MM) in Sustainable Development bagi mahasiswa yang ingin belajar tentang ‘green economics (ekonomi hijau).

“Mahasiswa tak saja belajar tentang ‘green economics’, tetapi juga bagaimana menjaga keberlangsungan perusahaan dari sisi keuangan dan operasional,” kata Head of Brand and Communication Kalbis Institute, Raymond Christantyo di Jakarta, Senin (10/4/23).

Kalbis membuka Program MM in Sustainable Development dengan harapan institusi edukasi dapat ambil peranan dalam memacu pertumbuhan ekonomi, sekaligus mewarnai aktivitas perekonomian dengan mendukung implementasi ekonomi hijau di Indonesia.

“Pembangunan berkelanjutan sendiri merupakan bagian dari agenda kesepakatan pembangunan global yang diluncurkan PBB pada September 2015,” katanya.

Sustainable Development Goals (SDGs) diturunkan menjadi 17 tujuan yang kemudian dirinci lagi dalam 169 target spesifik yang akan dicapai. Rencana aksi global itu memiliki pilar utama untuk mengentaskan kemiskinan, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi tingkat kesenjangan sosial serta melindungi lingkungan.

“Pencapaian SDGs perlu upaya bersama dalam menjawab berbagai tantangan mulai dari lingkungan, perubahan iklim, hingga kesenjangan sosial,” ujar Raymond.

Ditambahkan, SDGs diberlakukan dengan prinsip-prinsip universal, integrasi dan inklusif, sehingga seluruh negara memiliki kewajiban untuk mencapai tujuan dan target SDGs.

Untuk mewujudkan beberapa tujuan dari 17 tujuan SDGs, Kalbis Institute mendukung salah satu program yaitu MSMEs yang berkontribusi dalam mencetak generasi yang terliterasi akan pentingnya perkembangan ekonomi di Indonesia.

“Kalbis Instutite belum lama ini menggelar seminar MSMEs bertaraf Internasional yang berfokus pada UMKM lokal di Indonesia. Seminar itu terselenggara berkat dukungan banyak pihak, termasuk kalangan industri,” katanya.

Disebutkan, kolaborasi Kalbis Institute dilakukan dengan US Department of State, the YSEALI Professional Fellows Program, the American Council for International Education, Metropolitan State University (MSU) of Denver, Sampoerna University, BNI, UPH, Petruk Semar Ecosystem, Ultima Tekno Solusindo, Sparkslab Incubation dan Entrepreneurial Club.

“Harapannya, kolaborasi tersebut memberi kontribusi kepada Bangsa dan Negara, terutama dalam pengembangan UMKM yang menjadi salah satu kunci utama perekonomian di Indonesia,” ujar Raymond.

Kegiatan itu juga diharapkan menginspirasi dan memotivasi mahasiswa untuk berkarya, bermimpi dan memiliki semangat dalam implementasi nyata untuk menciptakan usaha yang luar biasa.

“Adanya sistem pendidikan dan literasi Keuangan yang berkualitas dapat menjadi awal bagi tercapainya beberapa tujuan SDGs seperti peningkatan kualitas pendidikan dan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Kalbis juga mendukung program pembangunan berkelanjutan yang menjadi prioritas pemerintah melalui pembangunan rendah karbon, sesuai UU No 71 Tahun 2021 dan Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 sebagai salah satu strategi transisi untuk mendorong ekonomi hijau serta menjaga kelestarian lingkungan.

Seluruh civitas akademika di Kalbis Institute tidak boleh membawa bahan non daur ulang seperti plastik, botol plastik dan lain lain. Mereka juga didorong untuk membawa peralatan makan secara mandiri.

“Lewat beragam upaya ini, kami berharap UMKM di Indonesia mampu berkembang dan menjadi fondasi perekonomian di Indonesia,” kata Raymond menandaskan. (Tri Wahyuni)

Related posts