JAKARTA (Suara Karya): Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Ricky Perdana Gozali, menyampaikan bahwa perekonomian Jakarta menunjukkan penguatan yang signifikan pada triwulan II 2025. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi ibu kota tercatat tumbuh sebesar 5,18% (yoy), naik dari 4,95% pada triwulan sebelumnya dan berada di atas rata-rata nasional yang tumbuh 5,12% (yoy).
“Pencapaian ini mencerminkan resiliensi ekonomi Jakarta di tengah dinamika global dan domestik, serta kuatnya peran konsumsi dan investasi dalam menopang pertumbuhan,” ujar Ricky dalam keterangan resminya, Rabu (6/8/2025).
Ricky menjelaskan, dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga tetap menjadi penggerak utama dengan pertumbuhan 5,13% (yoy). Walaupun sedikit melambat dari triwulan sebelumnya, konsumsi tetap kuat berkat meningkatnya aktivitas masyarakat selama libur sekolah, cuti bersama, dan sejumlah hari besar keagamaan seperti Paskah, Waisak, Idul Adha, dan Tahun Baru Islam. Pemerintah juga turut mendukung lewat diskon tarif transportasi umum dan tol.
Sementara itu, investasi mencatat lonjakan signifikan dengan pertumbuhan 5,50% (yoy), jauh lebih tinggi dari triwulan I yang hanya 2,89%. Menurut Ricky, peningkatan ini didorong oleh kelanjutan proyek-proyek strategis pemerintah dan swasta, yang terlihat dari naiknya impor barang modal.
Ekspor Jakarta tumbuh tajam sebesar 17,26% (yoy), didukung oleh ekspor nonmigas seperti otomotif, perhiasan, mesin, dan produk kimia. Di sisi lain, impor juga meningkat dari 16,24% menjadi 16,99% (yoy), menunjukkan tingginya aktivitas produksi dan konsumsi.
Adapun konsumsi pemerintah tumbuh 5,16% (yoy), melambat dari triwulan sebelumnya yang mencapai 9,22%, akibat normalisasi belanja pegawai dan bantuan sosial pasca-Lebaran.
Di sisi lapangan usaha, lanjut Ricky, sektor perdagangan tumbuh paling tinggi sebesar 5,91% (yoy), berkat peningkatan aktivitas ekonomi saat masa libur. Sektor informasi dan komunikasi menyusul dengan pertumbuhan 5,65% (yoy), dipacu tingginya konsumsi data internet dan hiburan digital.
Sektor-sektor lain seperti konstruksi, transportasi, jasa perusahaan, serta akomodasi dan makanan-minuman juga tumbuh positif seiring meningkatnya mobilitas masyarakat.
Ricky menegaskan bahwa Bank Indonesia akan terus memantau dinamika ekonomi secara menyeluruh, baik di tingkat lokal, nasional, maupun global. “Kami akan terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta guna menjaga momentum pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan, serta mendukung visi Jakarta sebagai Kota Global yang berdaya saing tinggi,” pungkasnya. (Boy)