Suara Karya

Gandeng Biomagg, Garudafood Ajak Karyawan Ubah Sampah jadi Peluang Bisnis!

JAKARTA (Suara Karya): Garudafood berkolaborasi dengan Biomagg mengelar pelatihan bagi karyawannya untuk mengelola sampah organik di rumah tangga menjadi peluang bisnis.

Sampah tersebut diubah dengan menggunakan metode biokonversi maggot atau larva Black Soldier Fly (BSF). Maggot tersebut nantinya dimanfaatkan untuk pupuk kasgot, planter kit, lilin aromaterapi berbahan dasar minyak maggot, dan maggot kering untuk pakan ikan hias.

“Kemitraan kami dengan Biomagg diharapkan dapat menjadi solusi kreatif untuk mengoptimalisasi pengelolaan sampah organik, menciptakan ketahanan pangan, dan lapangan kerja baru,” kata Direktur Garudafood, Basuki Nur Rohman usai membuka pelatihan, di Jakarta, Rabu (3/4/24)

Dan yang terpenting, lanjut Basuki Nur Rohman, pelatihan mengajak karyawan beserta keluarganya untuk peduli terhadap lingkungan. Hal itu selaras dengan komitmen perusahaan dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah menargetkan Indonesia Bersih Sampah 2025 melalui 30 persen pengurangan sampah dan penanganan sampah dengan benar sebesar 70 persen dari total timbunan sampah pada 2025.

Mengutip data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pada 2023, Indonesia setiap harinya menghasilkan 19 juta ton sampah. Komposisi sampah terbesar berasal dari sisa makanan sebesar 41 persen.

Dalam pelatihan, setiap karyawan mendapat produk turunan dari hasil budidaya maggot seperti pupuk kasgot, planter kit, sayuran organik dengan pupuk kasgot, lilin aromaterapi berbahan dasar minyak maggot dan maggot kering untuk pakan ikan hias.

Produk turunan tersebut merupakan hasil dari program kemitraan antara PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (Garudafood), PT Sinarniaga Sejahtera (SNS), dan Biomagg.

“Hingga 2024, kami telah menjalankan sejumlah program pengelolaan sampah organik dengan memanfaatkan maggot BSF. Seperti pengelolaan produk bad stock dari divisi distribusi PT Sinarniaga Sejahtera (SNS) area Bogor yang sudah tidak bernilai ekonomis lagi,” ujarnya.

Garudafood juga menggandeng Biomagg untuk program pemberdayaan masyarakat melalui budidaya maggot BSF di Kelurahan Jatijajar, Depok, Jawa Barat.

Seperti dikemukakan Direktur Utama PT Sinarniaga Sejahtera (SNS), Ruli Setiawan Tobing, pelatihan dan bimbingan teknis diikuti 30 Kepala Keluarga (KK) dan Kepala Kelurahan Jatijajar.

Sebelumnya, Garudafood juga menginisiasi program Kampung Wirausaha Maggot sejak 2021 di Pati, Jawa Tengah. Program tersebut bekerja sama dengan pemuda karang taruna setempat.

Maggot merupakan larva lalat tentara hitam atau black soldier fly (BSF) berukuran antara 0,3 cm sampai 1,5 cm. Hewan tersebut tidak membawa patogen dan tidak memiliki gigi, sehingga tidak menularkan penyakit.

Sumber makanan Maggot adalah sampah dapur, sampah pasar berupa sayur dan buah, hingga sampah organik pabrik.

Menurut Biomagg, 10.000 ekor maggot mampu mengurai habis sampah organik sebanyak 1 kg dalam sehari. Hal itu membuat budidaya maggot sangat efektif untuk mengurai sampah organik rumah tangga.

Hingga Maret 2024, Garudafood telah mengolah dan mencegah timbulan sampah organik berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) sebesar 20,20 ton sampah.

Sampah tersebut menghasilkan lebih dari 6 ton maggot BSF yang bernilai ekonomis, serta berhasil mencegah terbentuknya emisi karbon setara dengan 67,14 ton ekuivalen karbon dioksida. (Tri Wahyuni)

Related posts