Suara Karya

Indonesia Kekurangan 21.550 Dosen Bergelar Doktor, PMDSU Jadi Program Kunci!

SEMARANG (Suara Karya): Indonesia masih menghadapi kekurangan signifikan dosen berkualifikasi doktor (S3) untuk memenuhi kebutuhan perguruan tinggi, terutama perguruan tinggi negeri (PTN) satuan kerja (satker) dan PTN baru.

Hal tersebut disampaikan Direktur Sumber Daya, Ditjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemdiktisaintek, Sri Suning Kusumawardani, dalam peluncuran ‘Platform Jejaring Karier PMDSU’ di Semarang, Selasa (23/12/25).

Sri Suning menegaskan, penguatan ekosistem karier lulusan Program
Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) menjadi langkah krusial untuk menjawab tantangan kekurangan dosen S3 di Indonesia.

Program PMDSU sendiri telah berjalan sejak 2013 sebagai jalur percepatan pencetakan doktor muda unggul. “Kami ingin memastikan talenta doktor muda lulusan PMDSU masuk ke kanal akademisi dan peneliti, termasuk jalur pengangkatan sebagai dosen PNS sesuai arah kebijakan kementerian,” ujarnya.

Saat ini, Program PMDSU diikuti 28 perguruan tinggi dengan total 1.719 mahasiswa aktif. Program itu menghasilkan 3.164 publikasi ilmiah terindeks internasional bereputasi, serta memperluas jejaring akademik global melalui mobilitas dan kerja sama dengan 40 negara mitra Beasiswa PKPI (Peningkatan Kualitas Publikasi Internasional).

“PMDSU telah melahirkan 873 alumni yang akan memperkuat regenerasi dosen dan peneliti nasional,” kata Sri Suning.

Dari total alumni itu, sekitar 81 persen telah terserap sebagai dosen dan peneliti di perguruan tinggi maupun lembaga riset, sementara sisanya berkarier di sektor industri dan institusi luar negeri.

Sementara itu, Staf Khusus Mendiktisaintek, Badri Munir Sukoco menyampaikan rencana strategis Kemdiktisaintek hingga 2030. Indonesia menargetkan proporsi dosen bergelar doktor mencapai sebesar 32 persen.

“Saat ini, kita masih kekurangan sekitar 21.550 dosen berkualifikasi doktor. Karena itu, PMDSU menjadi salah satu program kunci,” ujarnya.

Badri menambahkan, PMDSU memiliki peran strategis dalam mendukung transformasi Indonesia menuju ekonomi berbasis pengetahuan, sekaligus memperkuat daya saing pendidikan tinggi nasional.

Jejaring Karier PMDSU akan memperkuat proses link and match antara kompetensi doktor muda dengan kebutuhan institusi. Ini penting agar talenta muda memberi dampak nyata bagi pendidikan tinggi, riset, dan transformasi ekonomi nasional.

Melalui Sistem Jejaring Karier PMDSU, alumni dapat menampilkan profil kepakaran, bidang keilmuan, serta portofolio akademik secara mutakhir. Di sisi lain, perguruan tinggi dan lembaga riset dapat menyampaikan kebutuhan sumber daya manusia sesuai bidang keilmuan yang dibutuhkan.

Platform ini juga berfungsi sebagai basis data analitik untuk mendukung kebijakan berbasis bukti, mulai dari pemetaan sebaran talenta doktor muda, identifikasi bidang keilmuan prioritas, hingga perencanaan regenerasi dosen dan peneliti nasional.

Peluncuran sistem ini sejalan dengan kebijakan Diktisaintek Berdampak, yang menekankan bahwa setiap program pengembangan sumber daya manusia harus menghasilkan dampak nyata, terukur, dan berkelanjutan. (Tri Wahyuni)

Related posts