JAKARTA (Suara Karya): Institut Pariwisata (IP) Trisakti menjadi satu-satunya perguruan tinggi yang berpartisipasi dalam perhelatan Food and Hospitality Indonesia (FHI) 2025, di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, pada 22-25 Juli 2025.
Ajang yang diikuti sekitar 700 produsen, distributor hingga retailer kelas kakap dari 35 negara itu dijadikan sebagi peluang bagi IP Trisakti untuk membangun kolaborasi di bidang F&B dan retail, terutama di industri makanan dan minuman.
“Institut Pariwisata Trisakti sudah mengikuti FHI dalam 3 tahun terakhir ini. Banyak dampak positif yang kami peroleh setelah ikut FHI,” kata Kepala Bagian (Kabag) Pemasaran IP Trisakti, Ivan Prasetya disela kegiatan, Rabu (23/7/25).
Ivan menyebut, beberapa hal yang membuat FHI 2025 berbeda dibanding eksibisi lainnya. Selain pameran produk dan teknologi terbaru, event itu jadi forum strategis untuk membahas praktik berkelanjutan (sustainability) di sektor F&B dan hospitality.
“Sebagai penyuplai tenaga kerja di bidang F&B dan perhotelan, kami juga ingin tahu bagaimana industri ini dapat terus maju, namun tetap ramah lingkungan,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf) Teuku Riefky Harsya dalam sambutan pembuka mengungkapkan, sektor industri makanan dan minuman itu menyumbang sekitar 38 persen PDB ekonomi kreatif, dengan lebih dari 11.000 usaha.
Angka ekspor ekonomi kreatif juga naik 67 persen dan penyerapan tenaga kerjanya tembus 26,5 juta jiwa di 2024. Karena itu, FHI 2025 diharapkan menjadi pemicu untuk pertumbuhan industri kuliner dan perhotelan di Indonesia.
Selain menebar jaring bisnis, IP Trisakti juga menggelar demo membuat kue (baking) dan pastry sebanyak 3 kali dalam satu hari, selama acara berlangsung. Demo dilaksanakan setiap 2 jam mulai pukul 14.00, hingga berakhir pukul 18.00 WIB.
“Kegiatan baking demo didukung oleh mitra industri IP Trisakti, seperti Pondan, Zelandia, Koepoe-Koepoe, 2Belibis, NCSA, T3 Premium Tea dan Bola Deli,” tuturnya.
Ivan kemudian mendampingi Chef Dean dari Pondan menggelar demo memasak yang berlokasi di booth IP Trisakti di Hall A-350. Chef Dean membuat cake dari tepung mix Pondan yang praktis. Cukup memasukkan telor, tepung Pondan dan susu, lalu di mixer sekitar 15 menit. Setelah itu, baru diberi mentega cair, lalu dipanggang selama 45 menit.
“Pakai tepung Pondan bisa langsung jadi cake. Tidak pake ribet. Bahkan membuat whip cream cuma pakai air es. Bahan di mixer sekitar 3-5 menit akan menjadi whip cream yang lembut, kokoh dan harum susu,” katanya.
Hasil baking saat itu langsung ludes seketika. Pengunjung yang melihat demo membuat kue saat ini tak kuasa untuk mencoba cake tersebut. Apalagi ada bulir jeruk yang dimasukkan dalam whip cream.
“Saya baru tahu ada tepung Pondan yang bisa membuat cake cepat dan pasti jadi. Rasanya juga enak, dan tidak seret,” kata pengunjung yang juga pemilik toko kue asal Semarang tersebut.
Ivan berharap, kehadiran IP Trisakti di FHI 2025 menjadi ‘center’ bagi mahasiswa yang sedang magang di industri maupun alumni yang susah terjun ke industri.
Alumni banyak mampir ke booth IP Trisakti selain menyapa, sekaligus menawarkan kolaborasi baik untuk produk maupun program magang mahasiswa untuk kemajuan kampus.
“Semoga setelah ini, IP Trisakti dapat menjadi ‘center of excellence’ dari industri pariwisata di Indonesia,” tuturnya.
Ivan menambahkan, mahasiswa IP Trisakti juga sibuk dalam perhelatan FHI 2025. Sebagian ikut membantu industri dalam demo memasak, sebagian ikut kompetisi baking dan pastry yang diselenggarakan FHI. “Setiap tahun, mahasiswa kita menjadi juara di FHI. Hal ini sangat membanggakan,” katanya.
Terkait demo memasak, Ivan mengatakan, menunya tengah viral saat ini seperti cake dari tepung ketan hitam berisi keju cair. Selain juga membuat minuman dari teh dengan berbagai rasa, menghias cake menggunakan bahan pewarna dari Koepoe-Koepoe.
“Jika ingin tahu soal demo memasak kue ini, silakan datang langsung ke FHI mulai jam 14.00. Pengunjung bisa bertanya langsung ke chef-nya maupun mencoba hasilnya,” kata Ivan menandaskan. (Tri Wahyuni)

