Suara Karya

Kelompok Makanan Hingga Tembakau Penyumbang Inflasi Terbesar di Jakarta

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Arlyana Abubakar. (Foto: suarakarya.co.id/Bayu Legianto)

JAKARTA (Suara Karya): Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DKI Jakarta Arlyana Abubakar, menyatakan kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatatkan inflasi sebesar 1,08% (mtm). Angka ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,04% (mtm) sehingga menyumbang 0,24% terhadap inflasi Jakarta.

Menurut Arlyana, meningkatnya inflasi pada kelompok tersebut disebabkan terutama oleh kenaikan harga komoditas cabai merah, cabai rawit, dan daging ayam ras. Kenaikan harga komoditas cabai merah dan cabai rawit didorong oleh turunnya produktivitas di wilayah sentra akibat gangguan cuaca. Sedangkan kenaikan harga daging ayam ras didorong oleh meningkatnya permintaan masyarakat jelang HBKN Natal dan Tahun Baru (Nataru).

“Selanjutnya, pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya pada November 2023 tercatat inflasi sebesar 0,38% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (0,18% mtm) sehingga memberikan andil sebesar 0,03% terhadap inflasi Jakarta,” kata Arlyana melalui keterangan tertulisnya, Jumat (1/12/2023).

Menurut dia, meningkatnya inflasi pada kelompok tersebut terutama didorong oleh kenaikan harga pada komoditas emas perhiasan yang dipengaruhi oleh kenaikan harga emas global.

Sementara itu, kelompok transportasi pada Oktober 2023 mencatat inflasi sebesar 0,13% (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan lalu (0,67% mtm) sehingga memberikan andil 0,02% terhadap inflasi Jakarta. Tekanan inflasi pada kelompok tersebut terutama didorong oleh berlanjutnya kenaikan tarif angkutan udara sejalan dengan meningkatnya permintaan masyarakat jelang HBKN Nataru.

Peningkatan inflasi Jakarta lebih lanjut pada November 2023 tertahan oleh deflasi pada kelompok pakaian dan alas kaki. Kelompok pakaian dan alas kaki mencatatkan deflasi sebesar 0,31% (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan lalu yang juga mencatat deflasi sebesar 0,22% (mtm).

Berdasarkan perkembangan tersebut kata Arlyana, kelompok pakaian dan alas kaki memberikan andil sebesar -0,02% terhadap inflasi Jakarta November 2023.

Sekadar informasi, realisasi inflasi DKI Jakarta yang masih terkendali tidak terlepas dari hasil sinergi, kolaborasi serta koordinasi yang baik dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta.

Selama November 2023, TPID Provinsi DKI Jakarta telah melakukan berbagai kegiatan dalam rangka pengendalian inflasi, antara lain (1) High Level Meeting (HLM) TPID – TP2DD DKI Jakarta; (2) High Level Meeting (HLM) TPID Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah dan Kota Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi; (3) Capacity Building enumerator Info Pangan Jakarta (IPJ) dan peningkatan kapasitas petugas pemantau harga pangan; (4) Penyusunan prognosa neraca kebutuhan dan ketersediaan pangan DKI Jakarta; (5) Rapat koordinasi dalam rangka penguatan distribusi dan logistik pangan di DKI Jakarta; serta (6) Rapat koordinasi TPID mingguan dalam rangka pemantauan stok dan harga.

Lebih lanjut dia mengatakan, ke depan, sinergi dan kolaborasi antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Bank Indonesia serta seluruh stakeholder terkait yang tergabung dalam TPID Jakarta akan terus diperkuat untuk memastikan strategi 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif) dapat berjalan baik dan efektif, utamanya melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Dengan berbagai upaya sinergi dan kolaborasi tersebut, inflasi Jakarta diharapkan dapat tetap terkendali dalam sasaran 3,0±1% pada sisa tahun 2023 dan 2,5±1% pada tahun 2024. (Boy)

 

 

 

 

 

Related posts