Suara Karya

Kemdikdasmen Tutup ‘Gelar Karya Vokasi PKPLK 2025’ Tampilkan Karya Talenta Inklusif

JAKARTA (Suara Karya): Penyelenggaraan Gelar Karya Vokasi PKPLK 2025 menegaskan komitmen pemerintah dalam memperkuat pendidikan vokasi yang inklusif, berkeadilan, dan bermutu bagi seluruh anak bangsa.

Kegiatan yang berlangsung pada 17-18 Desember 2025 ini menjadi ruang setara bagi peserta didik dari berbagai satuan pendidikan untuk menampilkan karya, inovasi, dan praktik baik.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti menyampaikan, pihaknya akan terus memperluas akses layanan pendidikan, baik formal, nonformal, maupun pendidikan khusus dan layanan khusus.

‘Pendidikan harus mudah dijangkau, fleksibel, dan memberi kesempatan seluas-luasnya kepada setiap anak Indonesia untuk berkembang sesuai potensinya,” kata Abdul Mu’ti dalam puncak ‘Gelar Karya Vokasi PKPLK 2025’ di Jakarta, Kamis (18/12/25).

Ditambahkan, pendidikan vokasi memiliki peran strategis dalam membekali peserta didik dengan keterampilan yang relevan. Namun, lulusan vokasi diharapkan tak hanya bekerja, tetapi juga melampaui dengan menciptakan peluang usaha.

“Kami ingin lulusan vokasi mampu berdiri mandiri dan menjadi penggerak ekonomi di lingkungan sekitar,” ujarnya.

Gelar Karya Vokasi PKPLK 2025 menghadirkan partisipasi dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Luar Biasa (SLB), Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP), Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Unit Pelaksana Teknis (UPT), hingga satuan pendidikan nonformal lainnya.

Berbagai karya dan inovasi ditampilkan sebagai cerminan ekosistem pendidikan vokasi yang inklusif.

Di tengah rangkaian kegiatan, salah satu momen yang menyita perhatian adalah penyerahan lukisan Presiden Republik Indonesia karya Tegar, murid kelas IV SLB Mandiri Putra, Karanganyar, Jawa Tengah.

Penyandang tunadaksa itu menyelesaikan lukisan menggunakan mulutnya sejak 3 Desember lalu, dan menyerahkannya langsung kepada Mendikdasmen pada puncak acara.

Abdul Mu’ti menilai karya Tegar merupakan bukti nyata bahwa pendidikan vokasi dan layanan pendidikan khusus mampu menghadirkan ruang setara yang menghargai keberagaman potensi peserta didik.

Menurutnya, setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk berprestasi ketika akses dan dukungan pendidikan tersedia.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (Dirjen Diksi PKPLK), Tatang Muttaqin menyampaikan, Gelar Karya Vokasi PKPLK dirancang sebagai ruang refleksi, ekspresi, dan panen karya seluruh ekosistem pendidikan vokasi PKPLK.

“Gelar Karya ini merupakan perjalanan pembelajaran bersama. Publik diajak melihat perubahan mendasar yang terjadi dalam pendidikan vokasi dan layanan khusus di berbagai daerah,” katanya.

Selama dua hari penyelenggaraan Gelar Karya Vokasi PKPLK 2025 menarik lebih dari 1.500 pengunjung, terdiri atas peserta didik, guru, kepala sekolah, mitra industri, hingga masyarakat umum.

Sebanyak 22 stan menampilkan praktik baik dan inovasi dari berbagai satuan pendidikan.

Kegiatan juga dimeriahkan dengan lokakarya keterampilan, panggung inovasi bisnis vokasi, serta gelar wicara tematik yang membahas koding untuk semua anak, produksi film karya murid SMK, hingga inklusivitas dunia kerja bagi penyandang disabilitas.

Pada puncaknya, acara ditutup dengan penampilan talenta vokasi, termasuk kolaborasi SMKN 2 Kasihan (Sekolah Musik Yogyakarta) bersama Putri Ariani.

Melalui Gelar Karya Vokasi PKPLK 2025, Kemendikdasmen berharap berbagai inovasi dan praktik baik, termasuk kisah inspiratif seperti karya Tegar, dapat direplikasi di daerah masing-masing guna memperkuat pendidikan vokasi yang inklusif dan berkeadilan di Indonesia. (Tri Wahyuni)

Related posts