Suara Karya

Kemenkop Gelar Pelatihan Klinik Bisnis Pelaku Usaha Kuliner

JAKARTA (Suara Karya): Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan bekerjasama dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Koperasi dan UKM, menggelar pelatihan klinik bisnis pelaku usaha kuliner.

Acara yang diadakan di Creative Stage, Gedung Smesco Indonesia ini, dibuka oleh Penasihat DWP Kemenkop dan UKM Bintang Puspayoga.

“Saya sangat apresiasi pelaksanaan kegiatan ini, jadi ada terori dan praktek ini suatu kegiatan sangat komplit. Kalau kita belajar teori saja tanpa praktek hasilnya tidak akan maksimal,” kata Bintang, saat menyampaikan sambutan pembukaan, Jumat (10/8) lalu.

Pelatihan ini diikuti kurang lebih 100 peserta yang berasal dari dua instasi DWP Kemenkop dan UKM, serta Ditjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag.

Sementara materi yang diberikan meliputi tata kelola manajemen dan SDM kuliner, pengelolaan keuangan bisnis kuliner, motivasi dan pemahaman hygienitas usaha kuliner, maupun praktek pengelolaan makanan.

Acara ini juga dihadiri Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Tjahja Widayanti, Direktur Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Ditjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Luther Palimbong, Direktur Utama Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan UKM (LLP-KUKM) Emilia Suhaimi, dan Suwiryo Cokro, salah satu konsultan bisnis kuliner.

Bintang mengatakan potensi usaha kuliner di Indonesia belakangan ini kian menjanjikan, terutama di kota-kota besar. Sebagai contoh di Jakarta, dengan banyaknya perkantoran, keluarga muda suami isteri kerja tidak memiliki waktu untuk memasak, solusinya harus membeli makanan siap saji.

Beberapa kuliner Indonesia juga sudah dikenal dunia di antaranya rendang. CNN Travel dunia pada tahun 2017 merilis 50 makanan terlezat di dunia, rendang yang merupakan makanan khas Indonesia menempati posisi pertama dan nasi goreng di posisi kedua.

Penetapan posisi ini merupakan hasil pooling facebook yang divote 35 ribu suara dari seluruh dunia.

Contoh lain makanan khas Indonesia yang sudah menjangkau manca negara, yaitu Ina Cookies Bandung, produk kue keringnya sejak tahun 2002 telah menjangkau Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Timur Tengah (Qatar).

Di tengah melejitnya kuliner Indonesia ke pasar dunia, Bintang menekankan agar pelaku usaha kuliner memperbaiki tata kelola kegiatan usahanya secara profesional, baik dari sisi manajemen keuangan, kemasan hingga sumber daya manusia. Bintang berharap melalui pelatihan semacam inilah pelaku usaha bisa menjawab tantangan tersebut.

“Kami harapkan peserta dapat mengikuti pelatihan ini dengan baik. Mengapa ini penting karena pelaku-pelaku kecil seperti kuliner kadang-kadang berusaha bisa, tapi manage itu yang belum profesional,” ujar Bintang. (Gan)

Related posts