Suara Karya

Kemkes Perkuat Layanan Kesehatan, Meski Pasien di RS Baru 26,3 Persen

JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Kesehatan telah menyiapkan beberapa langkah antisipatif, meski pasien covid-19 di rumah sakit (RS) secara nasional, pada Rabu (9/2/22) petang baru mencapai 26,3 persen.

“Sampai sejauh ini pasien covid-19 yang dirawat di rumah sakit masih terkendali, dibanding kasus harian yang melonjak hingga 46.843 orang, pada hari ini,” kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi dalam siaran pers, Rabu (9/2/22).

Proses pemeriksaan spesimen juga terus ditingkatkan, sebagai salah satu langkah pencegahan. Jumlah spesimen yang diperiksa hingga Selasa (8/2/22) mencapai 454.919 orang. Angka itu, jauh meningkat dibanding jumlah spesimen yang diperiksa pada Senin (7/2/22) yang mencapai 285.789 orang.

Di hari yang sama, Selasa (8/2/22), DKI Jakarta mencatat penurunan kasus konfirmasi menjadi 11.808 dibandingkan jumlah konfirmasi sebelumnya yang pernah melewati puncak Delta sebanyak 15.825 pada Minggu (6/2/22).

Meski jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit masih terkendali, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), terus memperkuat fasilitas layanan kesehatan agar lebih optimal dalam menghadapi kenaikan kasus yang diperkirakan akan terus terjadi hingga 2-3 minggu ke depan.

Fasilitas layanan kesehatan menjadi krusial di masa kenaikan kasus, demi meminimalisir risiko terberat yang dihadapi pasien covid-19, terutama mereka yang menderita gejala sedang, berat, kritis, dan pasien dengan komorbid serta belum divaksinasi.

“Saat ini kesiapan layanan kesehatan nasional masih terkendali jika dibanding kasus konfirmasi harian. Ini membuktikan, strategi kita masih berjalan efektif dan efisien dalam penanganan pasien,” kata Siti Nadia.

Ia mengimbau masyarakat agar isolasi mandiri jika kondisinya tanpa gejala dan gejala ringan. Karena rumah sakit hanya untuk pasien bergejala sedang hingga berat atau kritis, mereka yang memiliki komorbid dan belum divaksinasi.

Untuk mengendalikan kasus covid-19 varian Omicron di Indonesia, Kemkes telah memperkuat beberapa layanan kesehatan penting. Pertama, aktivitas testing dan tracing untuk mencegah infeksi virus covid-19 lebih luas terus ditingkatkan.

Selain juga menyiapkan penginapan tenaga kesehatan bekerja sama Kemenparekraf untuk penyediaan asrama hotel terpusat bagi tenaga kesehatan. Karena tenaga kesehatan juga perlu dilindungi dari penularan covid-19.

“Kita harus menata alur mobilisasi yang terpusat bagi tenaga kesehatan, meminimalisir risiko terinfeksi dan sakit, serta melindungi keluarga mereka dari paparan yang tinggi dari virus,” ujarnya.

Guna mendukung optimalnya sistem pelayanan kesehatan nasional adalah memenuhi kebutuhan obat-obatan, oksigen, serta menjamin keamanan dan kesehatan tenaga kesehatan yang berisiko tinggi terpapar virus.

Kebutuhan obat di 34 provinsi, menurut Nadia, sudah mencukupi. Favivirapir, Remdesivir, Tocilizimah 400mg/20ml, multivitamin, IVIg 5%/50ml sebanyak 4.958.599. Sementara jumlah stoknya mencapai 23.663.526. Ketersediaan oksigen di 20 kabupaten/kota besar di Jawa-Bali mencukupi rata-rata kebutuhan hingga lebih dari 48 jam.

“Tentunya dukungan masyarakat sangat dibutuhkan di masa-masa seperti ini dengan menekan jumlah konfirmasi kasus harian,” tuturnya.

Masyarakat bisa berpartisipasi dengan cara melakukan isoman di rumah bila terinfeksi covid-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala. Jika tidak memungkinkan, bisa melalukan isolasi terpusat di tempat-tempat yang sudah disediakan pemerintah.

“Masyarakat juga diimbau untuk memperketat protokol kesehatan dan segera melengkapi vaksinasi untuk memperkecil peluang dirawat dengan gejala berat hingga kritis akibat terinfeksi covid-19,” katanya.

Karena vaksinasi sudah terbukti efektif dalam memperkecil risiko kesakitan dan kematian akibat covid-19. Dari laporan yang diperoleh, sebagian besar pasien berat dan kematian disebabkan pasien belum memperoleh vaksinasi lengkap. (Tri Wahyuni)

Related posts