Suara Karya

Kereen, Siswa Binus School Raih Juara Kompetisi Global Microsoft!

JAKARTA (Suara Karya): Siswa kelas 8 Binus School Simprug, Evan Felix Santoso berhasil menjuarai kompetisi global yang digelar Microsoft bertajuk ‘Imagine Cup Junior’ (ICJ) 2022. Dari 10 pemenang, tiga diantaranya berasal Asia Tenggara seperti Vietnam dan Filipina, serta satu dari Asia Selatan yaitu Nepal.

“Untuk pertama kalinya siswa Indonesia menjadi juara di kompetisi ICJ. Ini membuktikan prestasi siswa Indonesia tak kalah dibanding siswa dari negara-negara maju,” kata Education Programs & Skills Lead Microsoft Indonesia, Obert Hoseanto di Jakarta, Jumat (2/9/22).

Obert tak menyangka karya Evan yang berkonsep ‘sea water scavenger’ bisa menjadi salah satu yang terbaik dalam kompetisi ICJ 2022. Evan mengalahkan ribuan remaja lainnya di seluruh dunia yang mengikuti kompetisi tersebut.

“Karya siswa yang dinilai juri tak mencantumkan nama dan asal negara. Jadi, pemenang kompetisi bukan atas belas kasihan, tetapi melihat keunikan solusi yang ditawarkan siswa, dengan menggunakan teknologi,” tuturnya.

Keikutsertaan Evan dalam kompetisi itu, berkat dukungan penuh dari sekolah. Seperti dikemukakan Presiden Binus School Education, Michael Wijaya Hadipoespito, pihaknya mendukung setiap siswa yang ingin mengembangkan diri melalui kompetisi yang digelar oleh pemerintah atau swasta.

“Karena pendidikan itu sejatinya tak hanya fokus pada bidang akademik saja, tetapi harus bisa memaksimalkan potensi dan karakter siswanya agar berguna bagi masyarakat sekitar,” ujarnya.

Kepala Sekolah Binus School Simprug, Isaac Koh menambahkan, pihaknya mendukung rencana Evan mengikuti kompetisi yang dilakukan Microsoft Indonesia karena penelitian seputar ekosistem kelautan yang dipadu teknologi.

“Untuk menjabarkan ide-ide dalam bentuk karya tulis yang mudah dipahami, kami minta pada guru sains Nikhil Loyola Dsouza untuk membantu Evan. Oleh Microsoft Indonesia, karya dikirim ke kantor pusat untuk diikutkan dalam kompetisi global. Dan kerja keras itu terbayarkan, karena Evan menjadi satu dari pemenangnya,” tutur Isaac Koh.

Dalam bagian akhir Evan menjelaskan, idenya tentang robot berbentuk kapal yang disebut ‘sea waste scavengers’ itu karena minim sekali penelitian terkait hal itu. Sehingga peluang untuk menang dirasakan semakin besar.

“Banyak penelitian yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk kesehatan, rumah tangga dan lainnya. Saya pilih yang dihubungkan dengan ekosistem kelautan, apalagi maraknya pemberitaan soal sampah di laut yang belum bisa diatasi,” ujarnya.

Ia berharap impiannya tentang ‘sea waste Scavenger’ dapat diwujudkan dalam bentuk karya nyata. Kapal berteknologi AI itu tak hanya bisa memilah sampah secara cermat, tetapi juga menggunakan energi air sebagai tenaga penggerak.

“Kapal listrik bertenaga air dan surya itu nantinya akan melacak dan mengambil sampah yang ada di lautan. Perlahan diharapkan sampah berkurang, dan kehidupan di laut semakin membaik,” ujarnya.

Evan mengaku senang berkolaborasi dengan gurunya Nikhil Loyola Dsouza. Karena ia jadi belajar banyak tentang teknologi AI yang disukainya, serta membuat presentasi yang efektif dan kreatif. Semua keahlian itu akan berguna untuk karirnya di masa depan.

“Setelah banyak berdiskusi dengan pak Nikhil, mengubah cita-cita saya. Awalnya saya mau jadi pembalap, ternyata menciptakan sesuatu lebih mengasyikan. Saya jadi ingin menjadi pembuat mobil-mobil berteknologi tinggi,” kata anak usia 14 tahun itu penuh semangat. (Tri Wahyuni)

Related posts