JAKARTA (Suara Karya): Bank Indonesia cabang Papua siap berkolaborasi dengan Aruna guna mengembangkan sejumlah program untuk komunitas nelayan di Biak, Papua. Diharapkan, kapasitas dan kesejahteraan nelayan ikut meningkat.
Hal itu diungkapkan CoFounder & Chief Sustainability Aruna, Utari Octavianty usai menerima kunjungan perwakilan Bank Indonesia cabang Papua di komunitas nelayan binaan Aruna di Biak, Papua, Selasa (15/8/23).
Dijelaskan, kunjungan pertama fokus pada survei sekaligus ‘social mapping’ terkait kondisi kesejahteraan nelayan setempat.
“Target jangka panjang, menyusun program kolaborasi antara Aruna dan Bank Indonesia cabang Papua untuk pembinaan nelayan di Biak agar tepat sasaran dan menjawab kebutuhan mereka,” ujarnya.
Terkait kolaborasi itu, Utari menyatakan, pihaknya menyambut dengan tangan terbuka. Karena nelayan adalah DNA dari bisnis Aruna.
“Peluang kerja sama dengan pihak manapun yang sejalan dengan visi dan misi Aruna akan kami terima dengan tangan terbuka,” katanya.
Selama ini fokus Aruna adalah merangkul nelayan-nelayan lokal yang memiliki potensi sangat besar, namun belum dijangkau. “Kolaborasi ini semoga membawa kebaikan, terutama bagi masyarakat pesisir di Biak,” tuturnya.
Dalam kunjungan ke Biak, ada 20 nelayan yang menjadi target survei. Nelayan Biak saat melaut masih sangat tradisional. Hal itu terlihat dari peralatan yang digunakan seperti kapal, alat tangkap dan keperluan lainnya.
“Tangkapan utama dari mayoritas nelayan setempat adalah ikan kerapu sunu atau kerapu merah,” katanya.
Hasil temuan di lapangan menunjukkan, Biak Papua memiliki infrastruktur yang masih terbatas seperti belum adanya jaringan internet dan aliran listrik yang tergantung pada ketersediaan solar. Produktivitas nelayan masih rendah karena keterbatasan kapasitas.
“Setelah pertemuan ini, Aruna dan Bank Indonesia Papua akan menyusun sejumlah program pemberdayaan yang tak hanya berdampak pada kesejahteraan, tetapi juga kapasitas individu nelayan di Biak,” kata Utari menandaskan. (Tri Wahyuni)