JAKARTA (Suara Karya) : Kebanggaan dan kebahagiaan tersirat langsung di wajah Pembina PB Percasi, Ir. Eka Putra Wirya saat menyaksikan anak asuhnya yang baru masuk Pelatnas di Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) Bekasi, Budhidharma Nayaka keluar sebagai juara dalam SCUA FIDE Rated Open kedua.
“Kami sangat bangga, pecatur junior yang kini berusia 17 tahun mampu mengalahkan seniornya yaitu MF Firdaus Maksum yang berelorating 2183. Sedang Nayaka dari Jatim berelorating 2137,” tegas Ir. Eka Putra Wirya di SCUA Bekasi, Jabar, kemarin.
Tampilnya Nayaka sebagai juara yang kedua di SCUA FIDE Rated Open merupakan pembinaan yang diharapkan. Karena membina pecatur harus mengalami kemajuan, bukan malah menurun atau staknan.
Kemajuan prestasi pecatur yang baru enam bulan mengikuti Pelatnas di SCUA itu merupakan suatu kebanggaan tersendiri, baik bagi pelatih dan para pembina olahraga catur di SCUA.
Pembinaan semacam itu harus ditingkatkan, dengan harapan PB Percasi dapat melahirkan talenta pecatur handal yang nantinya mampu mengikuti jejak Ketua Umum PB Percasi GM Utut Adianto.
Menurutnya, semua harapan melahirkan pecatur handal sekelas Utut bisa saja terjadi. Dengan catatan sesuai dengan kerja keras si atlet itu sendiri dalam menggapai prestasi puncak.
Dalam membina catur di Indonesia SCUA banyak memiliki bibit – bibit unggul. Namun bagaimana si atlet itu sendiri mempunyai keinginan cukup tinggi dalam menghasilkan prestasi dunia.
Sementara jajajaran pengurus PB Percasi dan SCUA terus memberikan arahan dan pembinaan, baik saat latihan maupun ketika menurunkan keberbagai event nasional maupun internasional hingga mencapai puncak dunia.
Museum Catur
Upaya memenuhi semua itu katanya, selain SCUA juga didirikan Museum Catur yang rencananya akan diberi nama “Check Mate”. Adanya sekolah catur yang menjadi satu kompleks dengan Museum, merupakan suatu langkah untuk memberikan semangat bagi pecatur nasional dalam mengasah ilmunya mencapai puncak dunia.
” Dalam Museum Catur dilengkapi berbagai alat pendukung seperti cerita dan diorami perjalanan pecatur dunia melalui berbagai berita dalam kliping – kliping koran dan hasil prinout berbagai media internet. Dengan begitu para pecatur junior maupun masyarakat umum yang datang akan tertarik menjadi pecatur handal seperti idolanya, “jelas Ir. Eka Putra Wirya.
Ir. Eka Putra Wirya mengaku, tidak lama lagi Musem Catur yang berdiri di kompleks SCUA pembangunannya sekitar enam bulan mendatang rampung. Dengan begitu, SCUA dan Museum Catur yang terdapat di Bekasi menjadi sejarah bagi pertumbuhan pecatur dunia.
Para pecatur dari seluruh Indonesia khususnya dan Dunia pada umumnya akan datang untuk belajar dan menyaksikan Museum Catur yang penuh sejarah, bagi perkembangan prestasi Catur dimasa mendatang.
Untuk itu katanya, Museum Catur akan dilengkapi berbagai fasilitas yang dibutuhkan bagi pendatang yang menyaksikannya. Baik lokasi tempat istirahat, cafe dan berbagai aksesoris yang diperlukan nantinya.
Dengan begitu, Museum Catur akan memberikan kenyamanan bagi semua masyarakat yang ingin mengetahui dan belajar olahraga Catur di kawasan SCUA Bekasi, Jawa Barat.
Hal itu pula diakui oleh siswa SMA N 3 Malang, Nayaka yang sudah mengikuti Pelatnas Catur dan kini tinggal di kawasan kompleks SCUA Bekasi, Jabar.
“Semenjak terjaring masuk Pelatnas Catur di SCUA enam bulan lalu, terasa nyaman melakukan latihan setiap harinya mulai pukul 13.00 hingga 17.00,” aku Nayaka.
Selama mengikuti Pelatnas juga tanpa meninggalkan kewajiban sekolah tiap harinya melalui online. Dengan begitu katanya, keperluan sekolah dan ilmu meningkatkan prestasi olahraga Catur bisa sejalan.
Bahkan Nayaka rela melanjutkan kuliah di Jakarta dan sekaligus memperdalam ilmu olahraga Catur hingga meraih gelar MF, MI hingga mencapai GM. Karena melalui olahraga Catur bisa melanglang buana baik di tingkat nasional maupun internasional yang sudah dirasakannya.
“Melalui olahraga Catur saya ingin menggapai prestasi dan kehidupan yang cerah dimasa mendatang. Hal itu harus saya kejar dan berusaha seoptimal mungkin melalui latihan rutin seperti di SCUA, ” kata Nayaka yang kini masuk tim PON Jatim. (Warso)