JAKARTA (Suara Karya): Wakil Ketua MPR, Oesman Sapta Odang (OSO) mengatakan, selain UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika, Pancasila dinilai merupakan perekat dan pertahanan terakhir dalam membangun bangsa. Karenanya, kata dia, bangsa Indonesia harus memegang erat ketiga hal tersebut agar tidak tercerabut dari akar bangsa dalam menghadapi globalisasi.
Dia mengatakan hal itu, saat sosialisasi Empat Pilar di hadapan pejabat dan tokoh masyarakat Kalimantan Barat, di Jakarta, Sabtu (15/9).
Selain sosialisasi Empat Pilar, pada kesempatan tersebut dimanfaatkan untuk menggalang dana bagi korban gempa bumi yang terjadi di Lombok, baru-baru ini.
“Pejabat Kalbar harus berpegang teguh kepada Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika. Hal tersebut, demi kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ujar Ketua Umum DPP Partai Hanura ini.
Dia mengatalan, saat ini bangsa Indonesia hampir retak dan nyaris dikoyak-koyak oleh intervensi asing. Karena itu, dia mengajak seluruh komponen masyarakat untuk mengingat asal usul diri masing-masing.
OSO mengatakan bahwa dirinya berkeinginan untuk membangun kampung halamannya, yaitu Kampung Sukadana, Kalbar. Dia berpesan kepada para pejabat Kalbar untuk tidak melupakan kampung halaman.
“Kita harus ingat siapa kita dan dari mana asal usul kita. (Tujuan) hidup saya hanya satu, saya ingin membangun kampung saya Sukadana. Bayangin kalau semua anak-anak bangsa dan daerah, kabupaten dan lain-lain, berpikir seperti saya untuk ingat sebentar dengan kampungnya,” ujar OSO.
Di lokasi yang sama, Wakil Ketua Badan Sosialisasi MPR, Zainut Tauhid Sa’adi memberikan pesan bagi para pejabat Kalbar. Para pejabat harus memiliki tiga besar yaitu modal rohaniah, modal sosial budaya, dan modal ideologi.
“Pancasila yang merekatkan kita semua. Lima nilai (sila, red) kita terima sebagai pemersatu kita. Indonesia berdiri karena sebuah kesepakatan dan perjanjian antara komponen masyarakat,” ujar Zainut.
Dalam acara ini juga digelar penggalangan dana untuk korban gempa di Nusa Tenggara Barat (NTB). Dari pertemuan yang diikuti 300 orang ini terkumpul donasi sebesar Rp 676 juta. Angka ini diharapkan bertambah.
Para tamu hadir di antaranya yaitu Gubernur Kalbar, Wali Kota se-Kalbar, Bupati se-Kalbar, dan tokoh masyarakat Kalbar. Para tamu mayoritas mengenakan pakaian adat khas Kalbar itu duduk lesehan berjajar rapi. Hidangan khas Kalbar terjadi bagi para hadirin. (Gan)