JAKARTA (Suara Karya): Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Badan Bahasa) menggelar bedah buku dua karya sastra terbaru, berjudul ‘Second Hope’ yang ditulis Flara Deviana dan ‘Lara Rasa’ oleh Nureesh Vhalega.
“Lewat kegiatan ini, kami ingin isu seputar kesehatan mental yang ramai dibahas kalangan muda dapat dipahami dengan baik,” kata Sekretaris Badan Bahasa, Hafidz Muksin dalam sambutan saat membuka acara, di Gedung Badan Bahasa, Rawamangun, Jakarta, Jumat (2/2/24).
Acara tersebut menampilkan narasumber Nureesh Vhalega (penulis), Flara Deviana (penulis), Willy Tasdin (psikolog) dan moderatori oleh Nathalie Indry.
Sekretaris Badan Bahasa, Hafidz Muksin menjelaskan, dua karya satra terbaru itu diterbitkan bersama Badan Bahasa dengan Gramedia Pustaka Utama dan Elex Media Komputindo. Harapannya, buku tersebut menjadi referensi masyarakat terkait isu kesehatan jiwa.
“Badan Bahasa mendukung komunitas penulis agar lebih banyak lagi buku tersedia di masyarajat. Buku-buku tersebut diharapkan kembali menarik minat anak bangsa untuk membaca buku,” ujarnya.
Kegiatan bedah buku, lanjut Hafidz Muksin merupakan agenda rutin Badan Bahasa yang digelar setiap bulannya. Pada 2023 lalu, tidak kurang dari 10 kegiatan bedah buku diadakan bersama mitra strategis Badan Bahasa.
“Tema yang dibahas merujuk pada isu yang ramai di masyarakat, seperti kekerasan seksual, kesehatan mental dan lainnya,” ucapnya.
Hadirnya karya novel yang mengangkat isu kesehatan mental, menurut Hafidz Muksin, membantu pembaca agar lebih mudah dalam menangkap isu tersebut. Karena kisah yang disampaikan merupakan potret kehidupan sehari-hari.
“Pembaca diharapkan dapat masuk ke dalam alur cerita, mendorong pembaca memahami berbagai karakter yang membantu meningkatkan pemahaman akan konsep yang kompleks, sekaligus mampu memupuk rasa empati dalam kehidupan nyata,” tuturnya.
Penulis Nureesh Vhalega atau akrab disapa Nui adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang hobi menulis sejak kecil. Selain menjalankan tugas utamanya, ia juga rajin menulis di lini citylite dengan karakter-karakter perempuan kuat yang didera drama keluarga.
Empat dari beberapa novelnya yang diterbitkan Elex Media Komputindo, yaitu Eternal Flame (2015), Take Me for Granted (2018), As Always, I Love… (2020), dan Lara Rasa (2023).
Kisah yang dituliskan dalam Lara Rasa berdasarkan pengalaman diri Nui dan teman-temannya. “Saat menulis Lara Rasa, saya sedang dalam masalah. Sedang kelam. Karena itu Lara Rasa dibuat dengan hati,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Flara Deviana, penulis buku Second Hope. Buku tersebut sebagian dari kisah. “Semoga kisah yang saya tulis dalam Second Hope bisa menjadi ‘obat’ bagi mereka yang sedang depresi,” kata Flara menandaskan. (Tri Wahyuni)