Suara Karya

Pemerintah Bakal Buka Kran Ekspor Minyak Mentah

Kontainer berisi produk - produk lokal siap diekspor (foto : Ist)

JAKARTA (Suara Karya): Melimpahnya stok minyak mentah milik Pertamina mendorong regulator mencari terobosan agar ada solusi. Salah satu opsi yang tengah dipertimbangkan adalah dengan menjual minyak mentah dari Lapangan Banyu Urip Blok Cepu yang menjadi jatah kontraktor ke luar negeri atau diekspor.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), menyatakan bahwa berlimpahnya stok lantaran permintaan minyak turun akibat adanya pandemi covid-19. Arief Setiawan Handoko, Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas, mengungkapkan opsi mengekspor crude produksi Lapangan Banyu Urip saat ini sedang dibahas bersama dengan stakeholders untuk urusan legalitas.

“Jika jadi terlaksana minyak akan dijual dengan harga diskon di bawah rata-rata ICP (Indonesia Crude Price). Kita sudah ketemu KPK untuk izin atau minta pendapat apabila kami melakukan ekspor harga di bawah ICP dan melibatkan beberapa pihak agar menjaga compliance atau isu yang akan hadir di kemudian hari,” kata Arief di Jakarta, Kamis (29/10/2020).

Menurut Arief pembicaraan untuk kembali mengekspor minyak mentah lebih pas dibanding harus mengurangi produksi Lapangan Banyu Urip yang saat ini dikelola ExxonMobil melalui Mobil Cepu Ltd. Jika minyak tidak termonetisasi maka pengurangan produksi bisa terjadi.

“Kalau enggak terjual potensi harus curtailment (kurangi produksi). Kalau curtailment itu lucu saja, agak aneh kalau curtail. Disaat kita mau menggenjot produksi ini malah di curtail,” ungkap Arief

Pertamina kata dia sudah menyatakan bahwa ruang penyimpanan minyak mentah yang dimiliki sudah tidak ada lagi.

“Kenapa tidak bisa terjual, karena Pertamina punya stok banyak dan kilangnya demand berkurang karena covid-19. Pesawat juga berkurang penerbangan,” kata Arief. (M Chandra)

Related posts