Suara Karya

Siloam Hospital Mampang Siapkan Dokter Spesialis Terbaik Tangani Cedera Atlet

JAKARTA (Suara Karya): Siloam Hospital Mampang menyediakan berbagai dokter spesialis dari multi disiplin ilmu untuk menangani permasalah cedera, khususnya yang sering dialami para atlet. Penanganan cedera yang baik, tentunya akan membantu sang atlet untuk kembali bertanding dan meraih prestasi terbaiknya.

Sebagai salah satu rumah sakit dengan pusat layanan ortopedi terkemuka, Siloam Mampang menawarkan strategi multidisiplin dalam menangani cedera olahraga. 

Tak tanggung-tanggung, Siloam menurunkan tim medis khusus yang terdiri dari berbagai spesialis, mulai dari tim bedah ortopedi, spesialis kedokteran olahraga, spesialis rehabilitasi medik dan fisioterapi, serta nutrisi, hingga psikologi olahraga. Tim dokter ini bekerja sama secara kolaboratif untuk memastikan pemulihan yang cepat dan efektif bagi para pasien.

“Kami sangat berkomitmen untuk menyediakan layanan kesehatan olahraga terbaik dengan menggabungkan keahlian multidisiplin. Tujuan kami adalah membantu para olahragawan, termasuk sport enthusiast, kembali ke lapangan dan mencapai performa puncaknya dalam waktu singkat,” kata Direktur Siloam Hospitals Mampang Dr. dr. Wahyuni Dian Purwati, di Jakarta, Kamis (13/6/2024).

Sementara itu, Dokter Spesialis Ortopedi Siloam Hospital Mampang dr. Langga Sintong, SpOT (K) dalam gathering media bertajuk “Peran Multidisiplin untuk Penanganan Cedera Olahraga Secara Komprehensif” 13 Juni 2024 di Siloam Hospital Mampang mengatakan. Cedera yang sering terjadi pada atlet biasanya mengenai beberapa bagian tubuh seperti lutut, ankle, pinggang dan bahu.

Cedera lutut adalah gangguan atau kerusakan yang terjadi pada area lutut. Ini bisa terjadi pada tendon, ligamen, maupun bantalan lutut, dan hal ini paling sering terjadi dengan  olahraga yang menggunakan kaki sebagai bantalan.

Cedera Ankle, merupakan gangguan atau kerusakan yang terjadi pada pergelangan kaki. Biasanya muncul akibat ikatan ligamen, yaitu urat yang mengikat tulang mengalami peregangan berlebihan atau cukup keras.

Penyebabnya beragam seperti jatuh, mendarat dengan tumpuan yang salah, terinjak, gerakan memutar tiba-tiba, dan melakukan olahraga yang melibatkan gerakan pada kaki.

Cedera pinggang biasanya terjadi ketika otot atau ligamen yang ada di sekitar pinggang (punggung bagian bawah) tertarik atau meregang secara berlebihan. Bisa disebabkan karena mengangkat beban berlebihan atau tidak melakukan peregangan terlebih dahulu sebelum berolahraga.

Cedera bahu adalah gangguan atau rasa nyeri yang disebabkan oleh robeknya bagian otot-otot ligamen yang berada di daerah sendi putar bahu. Kondisi ini dapat menyerang siapa saja, orang biasa yang memiliki aktivitas berat pada bahu atau atlet renang, tenis, sepak bola, dan olahraga lainnya yang banyak menggunakan bahu.

Adapun jenis cedera yang sering terjadi dan paling berbahaya yang biasa menghantui atlet adalah cedera ACL (Anterior Cruciate Ligament). Cedera ini terjadi akibat robekan pada ligamen lutut anterior. Membuat lutut terasa bengkak, tidak stabil, dan sangat nyeri. Jika tidak segera ditangani dapat menjadi cedera ligamen lutut anterior kronis, yang membuat tulang kering dan tulang paha lebih sering bergeser.

Ada juga cedera Rotator Cuff (Manset Rotator) yang terjadi akibat peradangan atau robekan pada otot atau tendon yang mengelilingi sendi bahu. Seseorang yang mengalami cedera rotator cuff akan merasa nyeri dan kesulitan menggerakkan bagian bahu. Jika tidak ditangani secara optimal, dapat menyebabkan hilangnya gerak atau kelemahan bahu secara permanen.

Terakhir adalah cedera Tibia Fabula (Tulang Kering & Betis) bisa berupa retak atau patah pada tulang bagian bawah akibat aktivitas yang berlebihan. Meskipun termasuk salah satu cedera Yang paling umum terjadi saat berolahraga, cedera Tibia Fabula ditakuti para atlet karena dapat menimbulkan trauma psikis yang luar biasa.

Dokter Langga mengungkapkan, adapun penanganan ringan untuk cedera bisa dilakukan dengan metode RICE yang bisa dilakukan untuk penanganan cedera pada jaringan lunak (sprain atau strain):

  1. Rest, mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera.
  2. Ice, mengompres bagian tubuh yang cedera dengan es batu.
  3. Compression, membalut bagian tubuh yang cedera dengan perban elastis.
  4. Elevation, mengangkat bagian tubuh yang cedera melebihi ketinggian jantung.

“Namun, metode ini tidak dapat digunakan untuk penyembuhan cedera yang lebih serius. Bila seseorang mengalami cedera parah,

sebaiknya melakukan terapi fisik lanjutan,” ujarnya. (Boy)

 

Related posts