JAKARTA (Suara Karya): Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) menggandeng 53 perguruan tinggi swasta (PTS) untuk pelaksanaan Program Pembinaan Industri Rumah Tangga Usaha Mikro (IRT-UM) Berbasis Kemitraan Tahun 2024.
Program tersebut diharapkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat, dengan fokus khusus pada Industri Rumah Tangga dan Usaha Mikro.
Perjanjian Kerja Sama itu ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Setditjen Diktiristek, Didi Rustam bersama 53 perwakilan PTS pelaksana program di Jakarta, Jumat (18/10/24).
Didi Rustam menjelaskan, Program Pembinaan IRT-UM merupakan salah satu bentuk skema insentif bagi PTS dengan nilai IKU bagus. Namun, tetap dilakukan seleksi untuk menentukan PTS yang lolos pendanaan.
“Proses seleksi itu merupakan upaya Ditjen Diktiristek untuk meningkatkan kapasitas PTS yang akan mengikuti proses seleksi kompetisi dana hibah atau grants,” ujarnya.
Ditambahkan, ada 122 PTS yang memenuhi kriteria, namun hanya 75 PTS yang mengirim proposal dan 53 PTS yang lolos pendanaan.
Didi Rustam berpesan, PTS yang lolos pendanaan untuk melaksanakan program sesuai proposal yang disetujui, tertib dalam administrasi dan pertanggungjawaban.
“Mohon tertib dalam administrasi dan dapat pertanggungjawaban. Hal itu penting, karena sewaktu-waktu bisa dilakukan audit oleh pihak yang berwenang,” ucapnya.
Pada kesempatan terpisah, Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Ditjen Diktiristek, Tjitjik Srie Tjahjandarie menjelaskan, Program Pembinaan IRT-UM Tahun 2024 dirancang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat, dengan fokus pada Industri Rumah Tangga dan Usaha Mikro (IRT-UM).
Program itu untuk memperkuat tata kelola dan kelembagaan, peningkatan mutu dan kapasitas produksi, serta mengembangkan bisnis dan pemasaran bagi IRT-UM.
“Interaksi antara perguruan tinggi dengan IRT-UM akan selalu menarik untuk didalami. Hal itu dapat menciptakan kondisi yang saling menguntungkan,” ujar Tjitjik.
Perguruan tinggi dapat menjadi sumber inspirasi dan inovasi bagi perkembangan IRT-UM. Sedangkan perguruan tinggi dapat melaksanakan kegiatan tridarma pada masyarakat dengan dampak lebih signifikan, serta aktualisasi kontribusi bagi DUDI di masyarakat secara langsung.
“Ini merupakan langkah positif dalam mendukung pemberdayaan ekonomi lokal. Kolaborasi kuat antara perguruan tinggi dan DUDI diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri rumah tangga dan usaha mikro di Indonesia,” katanya.
Tjitjik berharap program itu jadi pemantik kolaborasi kemitraan berikutnya antara perguruan tinggi dan DUDI. “Kami harap program pembinaan IRT-UM dapat berkelanjutan, tidak terhenti di tahun ini. Dan jadi pemantik peningkatan kolaborasi kemitraan antara perguruan tinggi dan DUDI,” tuturnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Bina Bangsa Getsempena (UBBG) Lili Kasmini menyambut baik Program Pembinaan IRT-UM. Program tersebut merupakan program yang bermanfaat bagi masyarakat, khususnya usaha mikro.
“Perguruan tinggi dapat mengimplementasikan keilmuan dan keahliannya untuk pengembangan usaha mikro,” tuturnya.
Senada dengan Lili, Rektor Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST), Pardimin mengapresiasi Ditjen Diktiristek yang menginisiasi program pembinaan IRT-UM.
“Melalui program ini, dosen maupun mahasiswa dapat melakukan pengabdian masyarakat, melakukan penelitian yang relevan, dan hilirisasi hasil penelitian,” kata Pardimin seraya berharap program ditingkatkan target sasarannya. (Tri Wahyuni)