Suara Karya

Lomba Cerdas Cermat Museum 2023 Digelar, Diikuti 34 Provinsi

JAKARTA (Suara Karya): Museum Nasional Indonesia (MNI) kembali menggelar Lomba Cerdas Cermat Museum (LCCM) tingkat nasional untuk jenjang SMP/MTs. Lomba yang berlangsung di Jakarta, pada 9-14 Oktober 2023 itu diikuti wakil dari 34 provinsi.

Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemdikbudristek, Fitra Arda saat membuka LCCM 2023, Senin (9/10/23) malam menuturkan pentingnya komunikasi dalam bidang kebudayaan.

“Peran museum tidak hanya melindungi, mengembangkan, dan menyimpan koleksi saja, tetapi juga perlu dikomunikasikan ke masyarakat,” ucapnya.

Komunikasi itu, lanjut Fitra Arda, diharapkan dapat dilakukan peserta LCCM yang hadir dari 34 provinsi. Mereka menjadi agen untuk menginformasikan substansi tentang kebudayan dengan caranya masing-masing.

“LCCM diharapkan juga dapat meningkatkan siswa berpikir kritis akan topik-topik tertentu. Pentingnya mentalitas serta keberanian menjadi salah satu faktor keberhasilan,” ujarnya.

Fitra mengapresiasi kehadiran peserta yang hadir dengan pernak-pernik khas daerah asal karena hal itu mencerminkan kebhinekaan.

“Lewat LCCM, semoga aset-aset kebudayaan kita bisa menjadi bagian dari pembangunan. Kalau kata Presiden, DNA Indonesia itu kebudayaan dan bisa menjadi raja di semua tempat,” katanya.

Kepala Unit Museum Nasional Indonesia, Ni Luh Putu Candra Dewi menjelaskan, LCCM 2023 menjadi spesial karena tahun ini yang ke-9. Jumlah peserta juga bertambah dari 32 provinsi menjadi 34 provinsi.

Disebutkan, total ada 102 peserta dari 34 provinsi yang merupakan hasil seleksi dari masing-masing daerah. Setiap provinsi mengirim tiga siswa terbaiknya.

Mengusung tema ‘Gemilang: Generasi Emas Indonesia Cerlang’, MNI mengajak generasi emas untuk belajar tentang kehidupan sehari-hari di Nusantara, mengenal berbagai etnik di penjuru negeri, berkontemplasi dengan nilai-nilai kebajikan leluhur serta beragam keindahan warisan budaya kita.

“Melalui LCCM, kami berharap generasi emas Indonesia bisa menjadi agen dalam menyebarkan informasi tentang sejarah, budaya, dan permuseuman Indonesia serta memiliki karakter yang kuat sebagai pemimpin di masa depan,” ucap Chandra Dewi.

Ditambahkan, LCCM juga dapat meningkatkan sportivitas dan kebersamaan peserta dari berbagai provinsi. Selain menjadi inspirasi dan pembelajaran tentang kebudayaan dan budi pekerti.

“Karena LCCM tak hanya mengajarkan pengetahuan keilmuan seperti sejarah, budaya, permuseuman, tetapi juga saling mempererat wawasan Nusantara, yang menjadi identitas bangsa,” ujarnya.

Chandra Dewi menegaskan, hal itu karena generasi muda pemegang tongkat estafet pembangunan Indonesia. Mereka menjadi aktor penting dalam pembangunan Indonesia Emas 2045.

“Kompetisi tidak sekadar mencari SDM unggul dan tangguh, tetapi juga berbudi pekerti dalam kehidupan. Hal itu penting agar kapal yang bernama Indonesia ini dapat berjalan ke arah yang benar,” tuturnya.

Menurut Chandra Dewi, belajar tidak mengenal batas sehingga museum pun bisa dijadikan sebagai sekolah kedua. Museum juga mengajarkan ilmu kepada anak tentang kearifan lokal seperti budi pekerti yang dilakukan para pendahulu bangsa.

Acara dilanjutkan dengan pengalungan secara simbolis ID Card peserta kepada wakil dari Provinsi Aceh, Farrel Zhafirsyah Arief dan Trixilia Velianora C dari Provinsi Sulawesi Tenggara. Prosesi itu menjadi simbol LCCM 2023 resmi dibuka.

Pengalungan dilakukan Fitra Arda bersama Kepala Bagian Umum Museum dan Cagar Budaya.

Narasumber LCCM 2023, antara lain Guru Besar Universitas Indonesia, Prof Djoko Marihandono, pemerhati kebudayaan, Nunus Supriadi, dan arkeolog Wiwin Djuwita Ramelan.

Sementara Dewan Juri yang hadir antara lain, Ade Kusdinar dari Forum Guru IPS Indonesia; Fakhruddin dari Perkumpulan Prodi Pendidikan Sejarah Indonesia; dosen sejarah Universitas Indonesia, Noor Fatia Lastika Sari; dan guru SDI Al-Hasanah, Suwito.

Selain itu asa Yohanes Chrisostomus Catur Pamungkas dari Pasdior Katedral Jakarta; Sub Koordinator Komunikasi Museum dan Cagar Budaya, Vincensius Agus Sulistya; dan Pamong Budaya Ahli Muda Museum dan Cagar Budaya, Dyah Sulistiyani. (Tri Wahyuni)

Related posts