JAKARTA (Suara Karya): Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) kembali menggelar Konferensi Musik Indonesia (KMI), yang diharapkan menjadi tonggak baru ekosistem musik di Tanah Air.
“Ini pertama kalinya, kita duduk bareng lintas kementerian untuk membahas semua hal tentang musik di Indonesia, termasuk pelestarian musik tradisional,” kata Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha dalam taklimat media, di Jakarta, Rabu (24/9/25).
Giring dalam kesempatan itu didampingi Dirjen Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Kemenbud, Ahmad Mahendra dan Ketua Panitia KMI 2025 yang juga Co-Founder label musik Sun Eater, Kukuh Rizal.
Konferensi Musik Indonesia (KMI) 2025 akan digelar di Hotel Sultan Jakarta, pada 8-10 Oktober 2025. Acara yang mengusung tema ‘Satu Nada Dasar’ itu akan mempertemukan musisi lintas genre, komposer, produser, promotor, publisher, hingga komunitas musik.
Sedangkan kementerian dan lembaga negara yang diundang, antara lain Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Keuangan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, hingga Kementerian Ketenagakerjaan.
“Sejak 80 tahun Indonesia merdeka, belum pernah ada ruang sebesar ini yang mempertemukan pelaku ekosistem musik dengan regulator. Semoga pertemuan ini bisa membawa angin segar bagi musik di Indonesia,” ucapnya.
Isu-isu strategis yang akan dibahas, Giri menyebut, antara lain tata kelola industri musik, royalti, pajak, pembiayaan, perizinan festival, hingga pelestarian musik tradisi dan etnik.
“Musik bukan hanya soal hiburan, tapi juga infrastruktur kebudayaan sekaligus penggerak ekonomi. Industri ini punya potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan musisi sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” tegasnya.
Sebagai rangkaian acara, usai KMI akan digelar Jakarta Music Con (JMC) dan Pasar Musik pada 11–12 Oktober 2025 di Senayan Park Mall, Jakarta yang menampilkan pertunjukan lintas genre serta masterclass dari platform global seperti Spotify dan YouTube.
Giring berharap KMI menjadi forum silaturahmi, kolaborasi, sekaligus advokasi bagi pelaku industri musik Indonesia. Sehingga lahir kebijakan lintas kementerian yang berpihak pada ekosistem musik, penguatan ekonomi budaya, sekaligus menempatkan Indonesia sebagai kekuatan musik regional maupun global.
Sekadar informasi, KMI 2025 merupakan kelanjutan dari perjalanan panjang ekosistem musik Indonesia yang mulai dipetakan sejak KMI pertama kali digelar pada 2018 di Ambon dan di Bandung pada 2019.
“Di KMI 2025, kami ingin menegaskan kembali posisi musik Indonesia bukan hanya sebagai hiburan, melainkan juga sebagai kekuatan ekonomi, kebudayaan, dan diplomasi yang akan membawa nama Indonesia lebih jauh ke panggung dunia,” ucap Giring menegaskan.
Hadir pula dalam kesempatan itu beberapa musisi, seperti Gilang Ramadhan, Mohammad Kodri atau akrab disapa Kodri Karmila, komunitas musik jalanan, dan wakil dari industri rekaman, Gumilang Ramadhan. (Tri Wahyuni)