Dorong Ristek Kehutanan, KBRI Tokyo Gelar ‘Indonesia-Japan Forest Talks’

0

JAKARTA (Suara Karya): Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo menggandeng Tokyo University of Agriculture and Technology (TUAT) menggelar diskusi ilmiah bidang kehutanan bertajuk ‘Indonesia-Japan Forest Talks’ di kampus Koganei TUAT, Tokyo Jepang, Selasa (2/8/22).

Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Yusli Wardiatno bersama Dekan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), Naresworo Nugroho dan Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, Rudianto Amirta melakukan pertemuan terpisah dengan Dekan Fakultas Pertanian TUAT, Ryo Funada dan Wakil Dekan Atsushi Chitose.

Dalam pertemuan itu diusulkan kerja sama pertukaran mahasiswa program sarjana dengan biaya mandiri. Dengan demikian makin banyak mahasiswa S-1 Indonesia yang dapat menerapkan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

“Program pertukaran mahasiswa S-1 sebagai wujud implementasi MBKM dapat dilakukan dengan biaya mandiri. Agar lebih murah, program 1 semester dilakukan dengan sistem hibrida, yaitu 4 bulan secara daring dan 2 bulan secara luring di Jepang,” tutur Yusli.

Selain itu, mengingat IPB dan TUAT sudah memiliki nota kesepahaman, maka uang kuliah (tuition fee) dapat dihapus. Sehingga program ini MBKM dapat terselenggara dengan biaya minimal.

“Ide program MBKM biaya mandiri dengan format seperti itu ditanggapi positif oleh semua dekan yang hadir dalam pertemuan. Mereka akan mendiskusikan rinciannya untuk pelaksanaan ke depan,” ujarnya.

Hadir dalam kesempatan yang sama, perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, serta sektor swasta, yaitu Asosiasi Panel Kayu Indonesia (APKINDO) dan Asia Pulp and Paper (APP) Sinar Mas.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi menekankan pentingnya membangun kerja sama triple helix, yaitu kerja sama antara pemerintah, swasta, dan dunia akademik. Kerja sama Indonesia dan Jepang dalam bidang ketahanan pangan dan energi.

“Kedua bidang itu menjadi perhatian dari pimpinan kedua negara, baik Presiden Joko Widodo maupun Perdana Menteri Fumio Kishida. Karena itu, KBRI Tokyo terus mendorong langkah-langkah konstruktif dalam penguatan kerja sama pendidikan, riset, dan teknologi kehutanan antara TUAT dan perguruan tinggi Indonesia,” katanya.

Dubes Heri melanjutkan, langkah konkret kerja sama bidang kehutanan dilakukan dengan membentuk tim kecil atau working group yang beranggotakan peneliti dari TUAT, KLHK, IPB dan Universitas Mulawarman serta pihak swasta yang hadir dalam pertemuan.

“Tim kecil inilah yang akan memformulasikan bentuk dan format kerja samanya. Dari KBRI Tokyo tentunya peran Atase Pendidikan dan Kebudayaan serta dan Atase Kehutanan juga diperlukan,” tegas Dubes.

Dalam kesempatan ini, Rektor TUAT Kazuhiro Chiba menyambut kedatangan Dubes RI Tokyo, Heri Akhmadi yang didampingi Atdikbud Yusli Wardiatno dan Atase Kehutanan M Zahrul Muttaqin serta delegasi KLHK yang dipimpin Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari Agus Justinto dan peserta lainnya.

Rektor Chiba sangat mendukung pernyataan Dubes Heri tentang perlunya membangun kerja sama triple helix. (Tri Wahyuni)