JAKARTA (Suara Karya): Universitas Terbuka (UT) akan membuka sejumlah program studi (prodi) pendidikan vokasi tahun depan. Penyelenggaraan prodi pendidikan vokasi tersebut akan melibatkan dunia industri.
Demikian dikemukakan Rektor UT, Prof Ojat Darojat disela seminar akademik yang diselenggarakan UT, di Jakarta, Senin (15/7/24).
Seminar tersebut menghadirkan narasumber Sri Yusriani, lulusan terbaik Program Magister UT yang akan wisuda pada periode II Wilayah 1 Tahun Akademik 2023/2024.
Prof Ojat didampingi jajarannya, antara lain Wakil Rektor Bidang Akademik UT, Mohamad Yunus; dan Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama dan Bisnis UT, Rahmat Budiman.
Prof Ojat menjelaskan, UT membuka program studi vokasi untuk memberi peluang kepada anak bangsa yang tidak mampu ke perguruan tinggi reguler, baik karena alasan ekonomi maupun waktu.
“UT sebagai pelopor pendidikan jarak jauh, lewat pembukaan prodi vokasi ini, berharap menjadi pilihan anak bangsa. Meski terkendala ekonomi dan waktu, tapi tetap bisa kuliah di kampus dengan kualitas PTN ini,” ujarnya.
Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, Kerja Sama dan Bisnis UT, Rahmat Budiman menjelaskan, komposisi pembelajaran prodi vokasi di UT seperti pendidikan vokasi umumnya, yaitu 30 persen teori dan 70 persen keterampilan.
Untuk teori, lanjut Rahmat Budiman, pembelajaran dilakukan dengan konsep yang ditedarkan UT sejak lama, yaitu pendidikan jarak jauh atau belajar mandiri. Sementara pembelajaran keterampilan dilakukan di industri mitra UT.
“Kami akan berupaya, biaya kuliah untuk prodi vokasi di UT tetap terjangkau, meski nantinya ada tambahan biaya praktik di industri. Tapi kami upayakan tetap murah,” ucap Rahmat berjanji.
Ditanya strategi UT dalam menghadapi persaingan dengan kampus vokasi lain, Rahmat mengatakan, pihaknya akan memperkuat kerja sama dengan industri terkait. Hal itu penting untuk memenuhi kebutuhan 70 persen mahasiswa dalam keahliannya.
“Saya dapat bocoran, di salah satu sekolah vokasi di Jakarta, dari 30 ribu pendaftar hanya menerima 3 ribu mahasiswa. Itu artinya, ada pangsa pasar di masyarakat yang ingin lanjut ke sekolah vokasi, tetapi terkendala tempat. Mereka terpaksa kembali ke daerah masing-masing,” ujarnya.
Diakuinya, prodi vokasi tidak bisa dibuka di seluruh kampus UT yang tersebar Indonesia, karena keterbatasan tempat praktik. Sejumlah prodi yang siap dibuka, yaitu, Diploma 3 Perpajakan dan D4 Kearsipan.
“Prodi lain yang sedang digodok adalah manajemen logistik, teknik informatika, akuntansi dan promosi kesehatan. Semoga prosesnya bisa selesai akhir tahun ini. Sehingga prodi baru itu bisa dibuka pada pertengahan 2025,” tuturnya.
Sebagai informasi, UT merupakan salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia telah memasuki usia 40 tahun. Saat ini, mahasiswa UT berjumlah 551 ribu orang dan 2 Juta lebih alumni yang tersebar di segala penjuru.
Sejak berdirinya hingga sekarang ini, UT memiliki 4 Fakultas, yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Hukum Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FHISIP), Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dan Sekolah Pascasarjana.
Pada kesempatan yang sama, Rektor UT Prof Ojat Darojat melakukan penandatanganan naskah kerjasama (Memorandum of Undertanding/MoU) dengan Ketua Umum Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI), Nur Sriyati.
Nota Kesepahaman antara UT dan IGTKI terkair Penyelenggaraan Program Strata 1 dan Strata 2 untuk Pendidikan Guru Usia Dini (PAUD). (Tri Wahyuni)

