JAKARTA (Suara Karya) : Mendengar nama “Jakabaring” masyarakat Indonesia tentunya langsung mengingat kawasan elit olahraga di Palembang Sumatera Selatan, yang dijadikan sebagai pusat olahraga di PON tahun 20O4.
Fasilitas olahraga yang dibangun megah di kawasan Sumatera Selatan itu tidak berjalan ditempat. Namun terus berkembang, berbenah sesuai dengan kemajuan jaman.
Bahkan Jakabaring Sport City (JSC) atau Jakabaring Sport Complex dengan arena olahraga yang lengkap dijadikan sebagai venue SEA Games 2011, Islamic Games 2023 dan yang terbesar Asian Games 2018.
Keberadaan Kompleks olahraga seluas 325 hektare perkembangannya terus menjulang kejenjang internasional, meski tidak menggantungkan pada APBD. Semua itu memiliki kunci utama yaitu : Good Governance.
Dari Birokrasi ke Korporasi
Sejak 2017, JSC resmi berubah menjadi BUMD PT JSC. Perubahan ini membuat manajemen tak bisa lagi bekerja dengan pola birokrasi. Semua harus dikelola dengan cara korporasi: transparan, efisien, dan berorientasi bisnis.
“Kunci JSC ada pada tata kelola, Transparan, akuntabel, profesional. Kalau itu jalan, investor percaya, masyarakat juga merasa memiliki,” kata Direktur Utama PT JSC, Meina Fatriani Paloh.
Transparansi dan Digitalisasi
Langkah awal adalah membuka laporan keuangan. Transparansi ini penting untuk menjaga kepercayaan publik. JSC juga menerapkan Sistem Pengendalian Intern (SPI) agar semua transaksi tercatat rapi dan terukur.
Kerja Sama dengan Aturan Jelas
JSC juga aktif menggandeng swasta lewat skema Public Private Partnership (PPP). Tapi kerja sama ini tidak dibiarkan liar. Semua diikat lewat Service Level Agreement (SLA), yang memastikan kebersihan, keamanan, dan kualitas fasilitas tetap terjaga.
Tantangan Masih Ada
Meski berhasil, JSC tetap punya PR. Ada dilema antara bisnis dan sosial. Jika tarif sewa terlalu tinggi, UMKM lokal bisa tersingkir. Selain itu, keterbatasan SDM di bidang manajemen olahraga modern masih menjadi kendala.
Jadi Role Model
Meski penuh tantangan, kisah JSC kini jadi inspirasi nasional. Dengan tata kelola yang sehat, sport city bisa mandiri dan tidak berubah jadi proyek mangkrak.
Jakabaring sudah membuktikan, good governance bukan hanya jargon, tapi senjata utama untuk bertahan, dibanding dengan tuan rumah penyelenggara PON dari Provinsi lain kurang perawatan dan sulit dijadikan venue multi event nasional maupun internasional lainnya. (Warso)

