JAKARTA (Suara Karya): Satuan Pendidikan Vokasi kembali meriahkan perhelatan Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2025 yang berlangsung di ICE BSD, Serpong Banten, Minggu (13/10/24).
Ada 72 koleksi busana dari 12 satuan pendidikan vokasi yang ditampilkan, yaitu SMKN 1 Salatiga, SMKN 3 Cimahi, SMKN 4 Banjarmasin, SMKN 3 Manokwari, SMKN 2 Temanggung, SMKN 1 Bintan Timur, SMKN 1 Pringapus, SMKN 1 Turen, SMKN 1 Pelaihari, SMKN 1 Tengaran, SMKN 6 Padang, dan ISI Yogyakarta.
Perhelatan ditutup lewat tampilan yang ciamik dari duo Srikandi, yaitu Sekretaris Jenderal Kemdikbudristek, Suharti bersama Inspektur Jenderal Kemdikbudristek, Chatarina Muliana Girsang dengan menggunakan koleksi busana dari salah satu peserta.
Plt Dirjen Pendidikan Vokasi Kemdikbudristek, Tatang Muttaqin usai acara menjelaskan, tahun ini merupakan tahun ketiga pendidikan vokasi ikut dalam ajang JMFW. “Keikutsertaan pendidikan vokasi dalam JMFW untuk mendorong lahirnya perancang muda di Tanah Air,” ujarnya.
JMFW merupakan ajang bergengsi yang mempertemukan desainer busana muslim dari seluruh dunia. JMFW juga menjadi ruang kolaborasi antara satuan pendidikan vokasi dengan industri.
Dalam proses seleksi, JMFW 2025 melibatkan kurator-kurator profesional serta mitra industri dari masing-masing satuan pendidikan vokasi. “Ada 30 mitra industri yang bekerja sama dengan SMK untuk memanfaatkan karyanya,” kata Tatang.
Ia menyebut, ada 400 satuan pendidikan yang mendaftar dan unjuk gigi pada panggung JMFW. Setelah diseleksi terpilih 12 satuan pendidikan dalam ajang bergengsi itu.
Ditambahkan, berbeda dibanding tahun lalu, satuan pendidikan vokasi yang ikut lebih merata dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Pulau Sumatera hingga Papua.
“Dari luar Jawa ada dari Manokwari Papua dan Pegunungan Bintang. Mereka sudah dikurasi, sehingga tidak ada perbedaan antara Jawa dan luar Jawa, apalagi kurasinya memiliki penilaian independen,” tutur Tatang.
Sebagian besar siswa mengambilnya idenya daei kearifan lokal. Misalkan, siswa Kalimantan yang menggunakan kain Sasirangan. “Meski membuatnya tidak mudah, tetapi para siswa membuktikan jika mereka bisa,” ujarnya.
Seorang perancang muda dari SMKN 3 Manokwari, Nadya Safira, mengatakan dirinya dan teman-temannya mengangkat potensi lokal yang ada untuk ditampilkan di daerahnya.
“Kami ingin menunjukkan keunikan dari Batik Manokwari ke dunia melalui ajang JMFW 2025 ini,” kata Nadya.
Nadya bersyukur bisa mengikuti salah satu ajang bergengsi tersebut dan berharap ke depan bisa mengikuti ajang-ajang yang lebih bergengsi lainnya. (Tri Wahyuni)


