Suara Karya

SKK Migas Gunakan Pipa Clad Impor, Dirut SMI Surati Jokowi

JAKARTA (Suara Karya): Direktur Utama (Dirut) PT Sentra Multikarya Infrastruktur Pilipus Leonard Simatupang, mengirimkan surat protes kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penggunaan Pipa Clad dari luar negeri (produk impor) yang diinisiasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan British Petroleum (BP).

Surat protes itu beredar ke publik sejak tanggal 16 Maret 2023.

Dalam surat itu, Pilious memrotes penggunaan pipa senilai 300 juta USD atau Rp 4,5 triliun itu akan diproyeksikan untuk pengadaan pipa di BP Ubadari, Papua Barat.

Terkait hal ini, pihaknya meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kejaksaan Agung untuk memeriksa kasus pembeliaan pipa impor secara paksa ini. Sebab kasus ini akan menimbulkan kerugian negara yang sangat besar dan terjadi permainan pengaturan proyek yang luar biasa.

Sekadar informasi, pada Agustus 2021 silam SKK Migas telah menyetujui rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) untuk pengembangan proyek Tangguh LNG tahap berikutnya yaitu Lapangan Ubadari dan Vorwata Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) di Papua Barat. Dalam PoD ini, BP memperkirakan potensi penambahan gas sebesar 1,3 triliun kaki kubik (TCF) dari Lapangan Ubadari dan Vorwata CCUS.

Dev Sanyal, BP Executive Vice President for Gas & Low Carbon Energy mengatakan, pengembangan Lapangan Ubadari merupakan langkah percepatan setelah melalui program appraisal yang sukses dan akan diproduksi melalui instalasi tanpa awak yang terhubung dengan pipa lepas pantai ke fasilitas LNG Tangguh.

“Pengembangan ini menunjukkan bahwa Tangguh merupakan proyek strategis dalam portofolio BP. Ubadari merupakan wujud nyata dari fokus usaha kami dalam pengembangan gas. Sedangkan proyek Vorwata CCUS-EGR akan menjadi tonggak penting bagi BP untuk dapat berkontribusi terhadap tujuan untuk mengurangi emisi.” dikutip dari keterangan resmi BP, Senin (30/8/2021).

BP sebagai operator Tangguh LNG, adalah sebuah perusahaan di bawah kontrak kerja sama yang operasinya diawasi oleh SKK Migas.

Saat ini, Tangguh merupakan lapangan penghasil gas terbesar di Indonesia dengan produksi 1,4 miliar kaki kubik per hari (BCSFD) melalui dua train LNG dan akan mencapai 2,1 BSCFD setelah train 3 mulai beroperasi. Proyek Ekspansi Tangguh, termasuk pembangunan Train 3 telah disebutkan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional oleh Pemerintah Indonesia. (Boy)

 

 

 

 

Related posts