JAKARTA (Suara Karya): Perusahaan perikanan asal Indonesia yang beranggotakan lebih dari 40 ribu nelayan lokal, Aruna dilibatkan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) dalam Program Ber-IKAN (Bersama Kelola Perikanan).
Program yang didanai USAID itu juga mengajak Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan beberapa pelaku usaha lainnya agar hasilnya lebih optimal.
Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara USAID dan Aruna dilakukan di Jakarta, pada Jumat (23/2/24).
Co-Founder dan Chief Sustainability Officer Aruna, Utari Octavianty menjelaskan, fokus kerja sama strategis Aruna dengan USAID meliputi praktik perikanan berkelanjutan, konservasi keanekaragaman hayati laut, dan pemberdayaan masyarakat pesisir khususnya untuk nelayan lokal di wilayah timur operasional bisnis Aruna.
“Lewat penandatanganan kerja sama ini semoga menjadi awalan yang baik bagi Aruna untuk serius dalam praktik perikanan berkelanjutan,” kata Utari usai acara.
Ia berharap nelayan Indonesia semakin sejahtera dan merasakan langsung manfaat dari program kerja sama Aruna dan USAID. Selain mendukung upaya KKP dalam mewujudkan perikanan berkelanjutan.
Kolaborasi Aruna bersama USAID akan memperkuat komitmen SEA Pledge Aruna untuk memberi solusi atas beragam tantangan di sektor perikanan, khususnya untuk mewujudkan ekosistem laut yang sehat.
“Ekosistem laut yang sehat, antara lain melindungi spesies laut yang terancam punah melalui praktik perikanan berkelanjutan, serta memajukan perikanan skala kecil dengan cara mempromosikan dan memberi askes pasar yang luas untuk komoditas tangkapan nelayan Aruna,” tuturnya.
Ditambahkan, program juga melibatkan masyarakat pesisir lainnya, seperti perempuan, pemuda, masyarakat adat dan kelompok minoritas agar memiliki kemampuan dalam memperkuat mata pencaharian mereka.
“Kami percaya, melalui program ini, Aruna dapat mewujudkan misi perusahaan untuk mencapai keberlanjutan di bidang perikanan dengan hashtag #SEAForAll,” ucap Utari Octavianty. (Tri Wahyuni)