JAKARTA (Suara Karya): Perkumpulan Strada merayakan misa syukur, memperingati hari ulang tahun (HUT) ke-100 di Gereja Santa Maria Diangkat Ke Surga atau dikenal dengan Gereja Katedral, Jakarta Pusat.
Misa syukur yang berlangsung sejak 07.30 hingga 09.00 WIB itu dipimpin langsung oleh Ignatius Kardinal Suharyo; dan Romo Benedictus Hari Juliawan, S.J sebagai Provinsial Serikat Jesus Indonesia.
Selain itu ada Romo Josephus Ageng Marwat, S.J sebagai Ketua Pengurus Perkumpulan Strada; Romo Odemus Bei Witono, S.J sebagai Direktur Perkumpulan Strada; Romo St Roy Djakarya, S.J sebagai perwakilan alumni; dan para romo alumni Perkumpulan Strada.
Perayaan syukur bertema ‘Sekolah Modern, Berakar pada Budaya, dan Menghidupi Nilai-nilai Dasar Strada Sampai Akhir Hayat’ itu dihadiri sekitar 1.500 orang, yang terdiri dari relasi, tamu undangan, pensiunan, guru dan karyawan di Perkumpulan Strada.
Ignatius Kardinal Suharyo dalam khotbahnya menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada para pegiat pendidikan di Perkumpulan Strada dalam mengembangkan pelayanan pendidikan yang lebih baik dan luas bagi masyarakat.
“Tujuan Perkumpulan Strada ini tak hanya membentuk seseorang dengan pengetahuan, tetapi bagaimana mendidik menjadi orang benar,” ujarnya.
Karena itu, lanjut Kardinal Suharyo, siapapun yang terlibat dalam mewujudkan tujuan pendidikan di Perkumpulan Strada harus menjadikan spirit Bunda Maria sebagai pedoman yang dihidupi.
Ia juga berpesan kepada hadirin untuk meneladani Bunda Maria sebagai orang benar, yaitu orang-orang yang percaya bahwa Tuhan selalu ada di balik semua peristiwa yang dialami.
Selain itu, Kardinal Suharyo juga berpesan kepada Perkumpulan Strada untuk bisa menjadi ‘mata orang benar’ yang melihat segala sesuatu sebagai sebuah peristiwa dengan mata iman.
Harapan serupa disampaikan Direktur Perkumpulan Strada, Romo Odemus Bei Witono, S.J. Katanya, kegembiraan perayaan terpancar tak hanya lewat rangkaian kegiatan, tetapi juga produk nyata melalui peluncuran buku risalah tesis jilid 2.
Buku tersebut tentang tanggung jawab pendidik dalam ranah intelektualitas, opini murid tentang pendidikan bermakna sebagai Pengantar, dan opini guru tentang gerakan guru menjawab tantangan zaman.
Ketiga buku itu merupakan harta karun Perkumpulan Strada. “Saya memberi apresiasi kepada anak-anak yang tampil hari ini. Semua terlihat antusias dan bersemangat,” katanya menandaskan.
Selain misa syukur, Perkumpulan Strada juga mengadakan acara napak tilas dengan berjalan kaki dari Gereja Katedral Jakarta menuju Kantor Strada Pusat di Jalan Gunung Sahari 88 Jakarta Pusat.
Seperti yang diketahui, di Gereja Katedral inilah tiga serangkai pendiri Perkumpulan Strada, yaitu Pastor Antonius Theodorus van Hoof, S.J; Pastor Johannes Josephus Hubertus Maria van Ricjkevorsel, S.J; dan Pastor Josephus Wilhelmus Maria Wubbe, S.J sepakat mendirikan Strada Vereniging pada 24 Mei 1924.
Seiring berjalannya waktu, kantor Perkumpulan Strada kemudian pindah ke Kantor Strada Pusat saat ini di Jalan Gunung Sahari no 88, Jakarta Pusat.
Kegiatan napak tilas dilakukan dengan tujuan untuk mengingat kembali sejarah Perkumpulan Strada. Romo Benedictus Hari Juliawan, S.J dalam menyampaikan ungkapan rasa senangnya, karena melihat semua orang gembira.
“Acara jalan bersama pun sukses karena kerja keras dan kerja sama yang kompak,” tuturnya.
Ia juga berharap, seluruh rangkaian acara serta napak tilas mampu menjadi sebuah refleksi peziarahan panjang yang mengajarkan kita untuk berani, memiliki tekad yang kuat, serta pantang menyerah.
“Melalui perjalanan panjang 100 Tahun Perkumpulan Strada, diharapkan mampu menjadi wajah baru yang lebih segar, lebih bermanfaat dan lebih bermakna dengan selalu hadir di tengah tengah masyarakat,” katanya. (Tri Wahyuni)