JAKARTA (Suara Karya): Era revolusi industri 4.0 membawa konsekuensi pendidikan tinggi (PT) untuk melakukan langkah-langkah strategis, sebagai upaya adaptasi terhadap globalisasi pendidikan.
Kondisi ini menjadi tantangan sekaligus tuntutan yang harus direspon oleh kalangan pendidikan tinggi dengan kesiapan pola pikir next practiced (Future-ready Mindset for Tomorrow People). Perspektif Future Education merupakan cikal bakal implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Sejalan dengan kebijakan tersebut, Forum Kemitraan Konsorsium Perikanan Tangkap (FK2PT) yang beranggotakan kalangan akademisi dari berbagai perguruan tinggi, para peneliti, unsur pemerintah dan pelaku usaha/industry menggelar Diskusi internal FK2PT Sesi 3 dengan tema Membangun Jejaring Internal FK2PT untuk Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) pada Pendidikan Program Sarjana Perikanan Tangkap
Hal ini merupakan bentuk nyata FK2PT dalam mengambil peran dan mendukung implementasi kebijakan MBKM untuk kemajuan perikanan tangkap Indonesia.
“FKP2PT mendukung implementasi program merdeka belajar yang akan menjembatani kampus dengan pelaku usaha sehingga proses pembelajaran akan berjalan seiring dan menjawab kebutuhan pelaku usaha”, ungkap Ketua FK2PT, Agus Suherman.
Selanjutnya Ia menambahkan melalui program merdeka belajar para mahasiswa akan mendapatkan kemampuan di lapangan yang mumpuni, sehingga mereka telah siap bekerja di sektor perikanan tangkap saat lulus nantinya.
Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Dr. Fredinan, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Keluatan (FPIK) IPB University dalam sambutannya yang menyatakan konsep MBKM menjembatani kegiatan akademik antara akademisi dengan para mitra.
“Perguruan tinggi memiliki kewajiban melakukan pembinaan proses akademik, dan para mitra memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar yang lebih praktis. MBKM ini sedang dalam proses perencanaan dan mencari bentuk kurikulum yang akan dibangun’, tambah Dr. Fredinan.
Ungkapan senada juga disampaikan oleh Prof Nizam, Pelaksana Tugas (Plt). Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi dalam keynote speech yang menyatakan bahwa di tengah perubahan global yang sangat akseleratif, perubahan industri yang sangat cepat, sehingga lapangan pekerjaan akan tergantikan dengan optimasi sistem cerdas dan teknologi. tidak terkecuali di bidang pertanian dan perikanan.
“Itu artinya, apa yang diajarkan kepada mahasiswa bisa jadi dunianya di masa depan akan berbeda. Maka dari itu perlu menjadikan lulusan yang lebih kreatif, adaptif sehingga bisa beradaptasi dengan perubahan teknologi. Jangan sampai perguruan tinggi dengan dunia kerja yang sangat dinamis ini sebagai mata rantai yang putus’, tambahnya.
Prof. Nizam menegaskan, fokus kampus merdeka adalah tidak membatasi kompetensi mahasiswa, bukan selembar ijazah, bukan harus IPK tinggi, tetapi bisa bekerja atau tidak dengan dunia kompetensinya.
Selain menghadirkan Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, diskusi juga menghadirkan narasumber dari perguruan tinggi, yaitu Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan IPB University Dr. Drajat Martianto dan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UNDIP Prof. Budi Setiyono. Sementara itu, narasumber dari dunia usaha/industry perikanan yaitu Arief Yudhi Susanto SE dari PT Arteria Daya Mulia; James Then MM dari Himpunan Nelayan Purse Seine Nusantara. Sedangkan dari kalangan mahasiswa hadir Sekjen Himpunan Mahasiswa Perikanan Indonesia (Himapikani) Jan Tuheteru. (Tri Wahyuni)