JAKARTA (Suara Karya): Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Nasional RSAB Harapan Kita (Harkit) meluncurkan layanan satu atap wanita dan anak, yang fokus pada 4 penyakit, yaitu endometriosis, infertilitas, thalassemia dan genomik.
“Kami harap pusat unggulan ini akan menghasilkan banyak inovasi, terutama bidang genomik yang penting untuk masa depan,” kata Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan (Kemkes), Azhar Jaya dalam pidato peluncuran di RSAB Harkit Jakarta, Sabtu (12/8/23).
Hadir pula Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alkes, Kemkes, Lucia Rizka Andalucia sebagai pembicara kunci tentang pengembangan layanan genomik di Indonesia.
Direktur Utama PKIAN RSAB Harapan Kita, Ockti palupi Rahayuningtyas menjelaskan, layanan fokus pada 4 penyakit tersebut karena pengobatannya butuh biaya yang tinggi. Jika penyakit tersebut bisa dicegah sejak dini, maka biaya pengobatan bisa dialihkan ke peningkatan kualitas SDM.
Ia mencontohkan penyakit kanker darah thalasemia yang masih tinggi, sekitar 20 persen dari total 270 juta penduduk Indonesia. Biaya pengobatan thalasemia mahal, karena penderitanya harus menjalani sejumlah treatment seumur hidup.
“Kita harus belajar dari Singapore dan Thailand yang berhasil menekan kasus thalasemia lewat deteksi dini dan beberapa strategi lain. Butuh dukungan semua pihak agar program itu berhasil secara optimal,” kata Ockti
Soal fertilitas atau gangguan kesuburan, Ockti menambahkan, RSAB Harkit memiliki program hamil, penanganan
gangguan menstruasi (polip endometrium, kista endometriosis, PCOS, serta penyebab
infertilitas lainnya).
“Kami juga ada layanan inseminasi buatan, office hysteroscopy dan laparoscopy operatif serta In Vitro Fertilization (IVF) atau bayi tabung, simpan beku embrio, dan PGT,” tuturnya.
Layanan infertilitas didukung secara holistik dengan spesialis
lainnya untuk memaksimalkan program hamil yang sedang dijalani.
Ditambahkan, pasien dengan kasus endometriosis akan ditangani dan dilakukan asesmen bersama tim endometriosis untuk memudahkan penegakan diagnosa.
Sebagai informasi, endometriosis adalah kondisi dimana terdapat jaringan endometrium yang
tumbuh bukan pada tempatnya, seperti pada lapisan otot atau lapisan luar dari rahim,
indung telur (ovarium), kandung kemih, usus besar, rongga perut, bahkan pada paruparu
dan otak.
“Endometriosis erat kaitannya dengan kondisi sulit hamil dan menjadi salah satu penyakit kandungan yang cukup banyak diderita wanita usia reproduksi,” ujarnya.
Disebutkan, sekitar 10 persen wanita usia reproduksi menderita endometriosis. Dari jumlah itu, sekitar 40 persen menderita sulit hamil.
Penanganan endometriosis, dilakukan dengan ‘minimally invasive surgery laparoscopy’. Terapi berstandar internasional itu memberi hasil akhir terbaik pada pasien endometriosis.
Tentang pelayanan genomika untuk kehamilan sehat, PKIAN RSAB Harapan Kita telah memiliki layanan molekuler berbasis genomik yang paling terbaru, antara lain Non-Invasive Prenatal Testing (NIPT), dan Preimplantation Genetic Testing (PGT).
Layanan NIPT merupakan tes skrining yang dapat memberi informasi risiko kelainan genetik pada janin mulai dari trisomy 13 (patau syndrome), trisomy 18
(edwards syndrome), trisomy 21 (down syndrome), aneuploidi kromosom seks 45.X (turner syndrome), dan jenis kelamin bayi (XX atau XY).
Pemeriksaan dilakukan pada ibu hamil sejak usia kehamilan 10 minggu ini. Tindakan itu aman dan
non-invasive karena pengambilan sampel dilakukan melalui darah ibu tanpa melukai
calon buah hati.
“Tindakannya menggunakan teknologi whole genome sequencing untuk membaca susunan genomik janin secara komprehensif sehingga memberi hasil yang akurat dan terpercaya,” kata Ockti.
Selain itu ada layanan PGT yaitu pemeriksaan genomic untuk mengidentifikasi kromosom pada embrio sebelum ditransfer ke rahim ibu. Terdapat 2 jenis pemeriksaan PGT, yaitu PGT-A atau PGT-Aneuploidy dan PGT-M
atau PGT-Monogenic Disease.
“Teknologi ini bisa menjadi opsi bagi pejuang garis dua yang sedang menjalankan program bayi tabung untuk menseleksi embrio terbaik. Sehingga peluang kehamilan tinggi,” katanya.
Program itu juga bisa mengurangi risiko keguguran, meningkatkan peluang keberhasilan implantasi, dan membantu kasus ibu dengan usia lanjut untuk mencegah kelahiran anak dengan sindrom genetik tertentu.
Lewat berbagai layanan yang tersedia RSAB Harapan Kita, Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemkes, Azhar Jaya berharap dapat menghasilkan outcome yang baik, sehingga wanita dan anak tak perlu pergi ke luar negeri untuk mendapat layanan tersebut. (Tri Wahyuni)