JAKARTA (Suara Karya): Pada peringatan hari Guru Nasional beberapa waktu lalu, Guru Besar ilmu Hubungan Internasional dari St.Petersburg University, Connie Rahakundini Bakrie menekankan bahwa Guru adalah pembangun masa depan bangsa.
“Jika akan sebuah pohon adalah sumber kehidupannya, maka guru adalah akar dari masyarakat yang menguatkan dan menjadi pondasi masa depan kita,” kata Connie.
Berbicara di sesi kuliah umum di pesantren Mahad Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat, Connie menegaskan tentang peran penting guru dalam membentuk masa depan suatu bangsa.
Ia menekankan bahwa guru berfungsi sebagai akar masyarakat, merawat dan membangun fondasi bagi generasi mendatang. “Guru bukan hanya pengajar, tetapi juga arsitek jiwa yang menyalakan rasa ingin tahu, menanamkan nilai-nilai, dan membangun karakter siswa,” katanya.
Connie yang juga seorang pakar pertahanan dan militer itu menyebutkan bahwa kekuatan suatu bangsa terletak pada pikiran dan hati rakyatnya, yang dibentuk oleh para guru. Dalam menghadapi tantangan global, guru berperan sebagai cahaya penuntun, menciptakan harmoni, pengetahuan, dan harapan di tengah kesulitan. Beliau menyatakan bahwa untuk membangun negara maritim yang kuat, pendidikan yang memahami pentingnya laut dan perdagangan maritim harus diutamakan.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya sistem pendidikan yang mengintegrasikan keterampilan praktis dan inovasi teknologi, dengan mengacu pada model pendidikan dari negara-negara seperti Finlandia, Singapura, dan Jepang.
Connie menyoroti bahwa para guru, seperti Chanakya, Konfusius, dan Ki Hajar Dewantara, sebagai contoh Maha Guru yang memberi pengaruh signifikan dalam membentuk masyarakat dan peradaban.
Dalam penutupan, Connie mengajak hadirin untuk menghargai dan mendukung guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa yang membangun masa depan bangsa. Dengan belajar dari Maha Guru, kita tidak hanya memperoleh pengetahuan tetapi juga mengembangkan karakter dan moralitas. Beliau juga mengekspresikan terima kasih kepada pimpinan pondok pesantren Mahad Al Zaytun, Syech Panji Gumilang atas dedikasinya dalam mendidik generasi muda.
Sekaligus juga ia mengapresiasi Al Zaytun yang menekankan keseimbangan antara pengetahuan akademis, keterampilan hidup, dan kesejahteraan emosional dalam pendidikannya.
Selain itu, Al Zaytun juga menurutnya menjalankan system Pendidikan negara maritim dengan menekankan pembelajaran berbasis pengalaman dan pemecahan masalah yang bisa menjadi bekal menghadapi tantangan nyata di masa depan.
“Al Zaytun mengintegrasikan Pelajaran dari Pendidikan maritim dan mendoktrin siswa -bahkan professor seperti saya- untuk menghargai inovasi dan keberlanjutan. Ini sangat penting bagi pemimpin global di masa depan,” pungkasnya. (Pram)