Suara Karya

Jawaban Kontroversial Sri Bintang Berujung Perkara

Jakarta – Polisi memeriksa Sri Bintang Pamungkas yang dilaporkan Dewan Pimpinan Pusat Persaudaraan Islam Tionghoa (DPP-PITI) karena pernyataannya mengenai ‘Islam Pura-pura’. Berawal dari pertanyaan yang dijawab Sri Bintang kata-kata kontroversial.

Sri Bintang dilaporkan oleh Ketua DPP PITI Ipong Wijaya Kusuma. Ipong membawa bukti video mengenai pernyataan Sri Bintang dalam sebuah diskusi.

“Kami melaporkan yang bersangkutan ke Polda Metro Jaya atas pencemaran nama baik, fitnah dan pernyataannya bahwa kami orang Islam Tionghoa yang masuk agama Islam adalah berpura-pura,” kata Ketua Umum DPP-PITI Ipong Wijaya Kusuma di Mapolda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (29/3/2018).

Sri Bintang mengucapkan pernyataan itu dalam sebuah diskusi. Video diskusi itu kemudian diunggah di Youtube dengan judul ‘Jokowi Pura Pura Islam menurut Sri Bintang Pamungkas’. Video ini yang dijadikan bukti oleh pelapor.

Awalnya, seorang pembawa acara menanyakan kepada Sri Bintang soal China yang memeluk agama Islam.

“Satu lagi pak, kalau China itu masuk Islam gimana pak?” ucap pembawa acara.

“Pura-pura,” tegas Sri Bintang dalam menit ke 12.25 dalam video yang diunggah di Youtube tersebut.

Sri Bintang lantas menyinggung soal Presiden Joko Widodo. Dia mengatakan, dalam sebuah momen tertentu, Jokowi sempat terekam oleh para pewarta mengambil air wudu dengan cara yang keliru.

“Jokowi kan pura-pura juga tuh awalnya diketahui sama para wartawan. ‘Oh kok ngambil air wudunya salah’, terus kemudian ketemu di Jombang, nggak tahu dengan siapa, dengan Khofifah mengatakan mbak Khofifah aja yang menjadi imam. Ini kan pura-pura,” tutur Sri Bintang.

Sri Bintang: Saya Tak Singgung Kelompok Tertentu

Sri Bintang diperiksa polisi pada Kamis (19/4) kemarin sebagai saksi. Dia menyatakan tidak menyinggung kelompok tertentu.

Sri Bintang juga membantah telah mendiskreditkan masyarakat muslim Tionghoa atas ceramahnya itu. Menurutnya, dia hanya berbicara tentang sifat penjajah China dalam konteks global.

“Kemudian bahwa saya juga tidak pernah bicara soal China-Islam. Jadi yang saya maksud dan yang menjadi pikiran mereka laporkan, loh saya itu bicara tentang China yang sifatnya menjajah kok tiba-tiba dilaporkan. Sama sekali dalam ceramah saya, saya tidak pernah menyinggung soal Islam, China Islam, nggak pernah, apalagi PITI,” ujar Sri Bintang.

Sri Bintang mengaku tidak mengenal Ipong Wijaya Kusuma selaku Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Persaudaraan Islam Tionghoa Indonesia (DPP PITI) yang melaporkannya ke Polda Metro Jaya. Dia juga tidak peduli terhadap video YouTube yang menjadi barang bukti pelaporan Ipong.

“Khusus mengenai PITI ini yang saya tahu ketumnya adalah Anton Medan. Jadi saya nggak kenal namanya Saudara Ipong. Jadi saya juga tidak pernah mengunggah video, punya peralatan juga nggak, merekam nggak, menyebarkan nggak. Jadi ketika kemudian saya ditawari (oleh penyidik), ‘Apakah Bapak mau melihat videonya?’ Aku bilang, ‘Nggak,'” tuturnya.

“Saya nggak butuh. Video itu bukan barang bukti. Kedua, saya menjadi objektif dalam menjawab karena ini bukan satu-satunya ceramah yang dituduhkan kepada saya,” tambahnya.

Lalu bagaimana dengan pernyataannya terdokumentasi dalam video Youtube?

“Saya sama sekali dalam ceramah-ceramah saya artinya tidak terbatas pada ceramah yang dituduhkan, sebab saat saya dituduhkan ceramah saya itu, saya lupa sudah dua tahun lalu,” ujar Sri Bintang.

Menurut Sri Bintang, tuduhan Ipong terhadapnya itu justru akan menimbulkan konflik antarumat beragama. Dia malah berbalik curiga Ipong telah membuat skenario untuk membuka konflik.

“Apa yang disampaikan Saudara Ipong dengan tuduhannya itu dan secara terbuka di depan media bisa menimbulkan suatu bahaya konflik, khususnya antara Cina-Islam dengan pribumi-Islam. Ini kan konflik ini sedang menjadi viral di Indonesia antara Islam dengan Kristen, antara Islam NU sama Islam Muhammadiyah. Nah ini apa ada semacam skenario?” kata Sri Bintang.

“Jadi saya ingin mengingatkan Saudara Ipong kalau ingin persatuan dan keamanan nasional mestinya dia ngomong dulu ke saya dan tiba-tiba menuduh saya dan di depan publik seakan-akan menunjukkan bahwa ada konflik antara Islam Tionghoa kepada pikiran-pikiran saya yang saya kemukakan sebagai niat jahat dan penjajahan orang China pada masa lalu yang sekarang masih terasa ada sisanya,” ujarnya.

Related posts