JAKARTA (Suara Karya): Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyampaikan keprihatinan mendalam atas maraknya kasus keracunan makanan pada anak sekolah dalam kegiatan Makanan Bergizi Gratis (MBG) di berbagai daerah.
Program MBG sejatinya bertujuan mulia untuk meningkatkan status gizi dan kesehatan anak Indonesia, namun kejadian keracunan ini terus berulang, yang justru menimbulkan risiko serius bagi keselamatan anak.
“Bahkan, ada balita dan ibu hamil juga yang terkena dampaknya. Padahal kelompok rentan ini harusnya menjadi perhatian utama,” kata Ketua Pengurus Pusat IDAI, Dr Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA, Subs Kardio(K) dalam siaran persnya, Minggu (28/9/25).
Ia menegaskan 6 poin yang harus diperhatikan Badan Gizi Nasional, yaitu keselamatan anak dan kelompok rentan adalah prioritas utama. Anak, balita, dan ibu hamil merupakan kelompok rentan yang harus dilindungi dari risiko keracunan makanan.
Kedua, keamanan pangan harus diutamakan. Proses penyediaan, pengolahan, penyimpanan, hingga distribusi makanan wajib mengikuti standar keamanan pangan (food safety) untuk mencegah kontaminasi.
Ketiga, kualitas gizi dan keseimbangan menu perlu dijamin. Menu MBG seyogyanya disusun ahli gizi anak dengan memperhatikan kebutuhan nutrisi anak untuk tumbuh kembang optimal.
Keempat, pengawasan harus diperketat. Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) beserta kelengkapannya harus tersertifikasi dan senantiasa dimonitor serta dievaluasi oleh BGN.
Kelima, prosedur mitigasi dan layanan aduan kasus keracunan harus disiapkan dalam MBG. Perlu prosedur mitigasi kasus keracunan yang melibatkan pemerintah, sekolah, dokter spesialis anak, tenaga kesehatan, dan masyarakat.
“Pemberdayaan layanan aduan masyarakat sangat diperlukan untuk mengatasi berbagai masalah yang ada,” tuturnya.
Untuk itu, lanjut dr Piprim, diperlukan evaluasi secara menyeluruh atas program ini dan memastikan program yang sedang berjalan itu tepat sasaran terutama di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) di Indonesia.
Hal senada dikemukakan Dekretaris Umum PP IDAI, Dr Dr Hikari AMbara Sjakti, SpA, SubsHemaOnk(K). Katanya, IDAI siap bekerjasama dan berkolaborasi dengan pemerintah, sekolah, dan masyarakat untuk memastikan program MBG memberi manfaat kesehatan, gizi, dan masa depan yang lebih baik bagi anak Indonesia. (Tri Wahyuni)