Suara Karya

Lewat SCIFUN, Nazareno Kenjiro Kenalkan Sains ke Anak-Anak Pemulung

JAKARTA (Suara Karya): Penggiat isu sosial dan teknologi, Nazareno Kenjiro Silalahi mengenalkan sains kepada anak-anak pemulung dan panti asuhan lewat program yang disebut SCIFUN (Science is Fun).

“Inisiatif ini saya lakukan karena belajar sains itu sebenarnya menyenangkan. Ilmu itu akan berguna di masa depan,” kata Nazareno dalam sebuah kesempatan, di Jakarta, akhir pekan lalu.

Di bawah naungan Yayasan Unedo Berguru Kasih, program tersebut telah berjalan secara rutin di beberapa lokasi seperti Setu Pamulang, Pondok Pinang, dan Danau Bungur.

Program itu mengajak para relawan datang secara bergilir tiap pekan, dengan sesi yang diakhiri dengan pemberian apresiasi sederhana kepada anak-anak.

“Selain memperkenalkan sains, SCIFUN juga berfungsi sebagai ruang untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan semangat ingin tahu pada anak-anak,” tutur Nazareno.

Koordinator SCIFUN, Muhammad Ardiansyah Fachrurrozi mengatakan, program itu bisa bertumbuh karena kegigihan Nazareno. Hal ini membuktikan, kepedulian sosial tidak menunggu usia, jabatan, atau modal besar.

“Nazareno adalah contoh, dengan empati, konsistensi, dan semangat belajar, satu orang pun bisa membawa dampak luas. Saya melihat tekadnya, bukan hanya untuk membantu, tapi untuk membangun dari bawah,” kata Ardiansyah Fachrurrozi yang akrab disapa Ozi.

Berkat ide dan harapan yang dibangun Nazareno sejak 2 tahun lalu, kini ada lebih 500 orang yang membersamai Nazareno dalam menebar kebermanfaatan untuk sesama.

Tak hanya di bidang pendidikan, Nazareno juga aktif dalam upaya memperkuat ketahanan pangan lewat Project Kacang Koro.

Lewat perkenalannya dengan Komunitas Koro Pedang Nusantara dan diikuti dengan pelatihan kacang koro dari PIAT UGM, Nazareno merealisasikan idenya bersama petani di Tarutung, Sumatera Utara.

Nazareno membudidayakan kacang koro sebagai sumber protein lokal alternatif yang dapat menggantikan ketergantungan pada kedelai impor.

“Kacang koro sebenarnya punya potensi besar, tapi belum banyak yang menggarapnya. Kami ingin membantu petani mendapat penghasilan lebih sambil mendorong kemandirian pangan nasional,” ungkap Nazareno.

Upaya itu sejalan dengan program diversifikasi pangan yang dicanangkan pemerintah. Nazareno mendapat perhatian dari lembaga seperti GAIN, yang ikut mendukung pengembangan tempe berbahan dasar kacang koro sebagai alternatif protein yang berkelanjutan.

Dengan langkah kecil yang dijalankan secara konsisten, Nazareno ikut mendorong pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, terutama SDG 2 (Tanpa Kelaparan), SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), dan SDG 17 (Kemitraan untuk Tujuan).

“Inisiatif ini saya harapkan bisa mendukung upaya pemerintah memperluas akses pendidikan dan memperkuat ketahanan pangan. Semoga ini menjadi langkah kecil yang menginspirasi banyak pihak untuk ikut bergerak bersama,” kata Nazareno menandaskan. (Tri Wahyuni)

Related posts