Suara Karya

Mahasiswa UP Raih Prestasi di Ajang Boreyes International Energy Fair 2021

JAKARTA (Suara Karya): Mahasiswa Universitas Pertamina (UP) meraih prestasi di ajang Boreyes International Energy Fair 2021. Lewat proposal penelitian berisi pengembangan proyek petrokimia itu, tim yang menyebut diri mereka Athena berhasil rebut posisi 2nd Runner Up untuk kategori ‘case study competition’.

Ketua Tim Athena, Muhammad Athallah Naufal dalam keterangan pers, Minggu (25/4/21) mengungkapkan, keberhasilan mereka itu karena mengusung solusi pengembangan integrated oil refineries atau kilang minyak terintegrasi.

“Makin minimnya pasokan produk petrokimia, sejak pandemi covid-19 melanda dunia, bisnis migas pun mulai mengalami penurunan permintaan. Sehingga banyak bahan baku minyak mentah yang tidak terserap,” tuturnya.

Ditambahkan, kilang minyak dengan model pengembangan dari Athena diharapkan dapat menjadi solusi mengatasi over supply minyak mentah. Hal itu untuk meningkatkan kemandirian Indonesia dalam mengolah produk petrokimia.

Sebagai informasi, industri petrokimia memiliki peran sentral dalam menopang berbagai aktivitas industri dan memenuhi kebutuhan harian masyarakat. Produk petrokimia umumnya digunakan sebagai bahan baku industri turunannya. Sebut saja plastik, serat sintetis, karet sintetis, pestisida, detergen, pelarut, pupuk dan berbagai jenis obat maupun vitamin.

Pada 2020, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian menyebut kebutuhan produk petrokimia hulu domestik Indonesia mencapai 6 juta ton. Potensi pasar petrokimia dalam negeri, masih sangat besar untuk dapat memenuhi permintaan.

Pemerintah bahkan menargetkan pada 2025 mendatang, kapasitas produksi nasional bisa mencapai 7 persen. “Atas dasar kondisi riil itu, kami buat proposal pemgembangan proyek petrokimia,” ucapnya.

Muhammad A. Naufal menjelaskan, Boreyes merupakan ajang internasional yang diselenggarakan Society of Petroleum Engineers Padjadjaran University Student Chapter.

Hal senada dikemukakan anggota tim Athena lainnya, yaitu Elizabeth Bella Ruth Septiana. Katanya, mata kuliah Creative Problem Solving (CPS) dan Critical Thinking (CT) serta kegiatan kuliah pakar sangat membantu mereka dalam menyusun proposal tersebut.

Melalui CPS dan CT, lanjut Elizabeth, mahasiswa diajarkan untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang ‘out of the box’ dan belajar bagaimana menemukan ide-ide baru yang didasarkan pada analisa kritis.

“Selain juga didukung kuliah pakar ‘UPbringing’ dengan para ahli dibidangnya. Hal itu makin membantu mahasiswa dalam memahami kondisi riil di industri saat ini,” ujarnya.

Anggota tim Ike Yulianis menambahkan, solusi yang ditawarkan Tim Athena juga sejalan dengan target PT Pertamina untuk meningkatkan kapasitas produksi petrokimia menjadi 12 juta ton per tahun pada 2027 mendatang.

“Solusi Athena itu bisa diterapkan melalui Refinery Development Master Plan (RDMP) di sejumlah kilang PT Pertamina diantaranya, Kilang Balongan, Cilacap, Balikpapan, Plaju dan Dumai serta pembangunan kilang baru di Tuban, Jawa Timur,” kata Ike menandaskan. (Tri Wahyuni)

Related posts