JAKARTA (Suara Karya): Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengingatkan perguruan tinggi negeri (PTN) yang menggelar ujian seleksi mandiri. Penerimaan mahasiswa baru lewat seleksi tersebut tidak melebihi daya tampung yang telah ditetapkan.
“Seleksi mandiri dilaksanakan untuk mengisi kuota dan kekosongan bangku yang terjadi pada pertama dan kedua, bukan menambah daya tampung,” kata Nasir saat melihat dari dekat pelaksanaan ujian seleksi mandiri di kampus Universitas Diponegoro, Semarang, Sabtu (14/7).
Penerimaan mahasiswa baru di PTN dilakukan dalam 3 tahap, yaitu seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN), seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN) dan seleksi mandiri. PTN diberi kebebasan untuk menggelar jalur mandiri atau tidak.
“Seleksi mandiri tetap digelar karena dalam penerimaan mahasiswa baru ada beberapa faktor yang mana kuota SBMPTN dan SNMPTN tidak terpenuhi. Angkanya kisaran 8-10 persen,” ujarnya.
Nasir menduga, kursi kosong itu terjadi lantaran calon mahasiswa mundur karena diterima di perguruan tinggi kedinasan, perguruan tinggi di luar negeri, lamaran pekerjaannya diterima atau program studi yang diterima tak lagi sesuai dengan keinginan.
“Kuota untuk seleksi mandiri maksimal 30 persen. Jika tak ada kursi kosong, jangan menerima lebih dari daya tampung. Ini untuk menjaga komposisi seimbang antara dosen dan mahasiswa yaitu 1 berbanding 20 untuk eksakta dan 1 berbanding 30 untuk non eksakta,” ujarnya.
Menristekdikti menegaskan, saat ini pemerintah tidak memiliki rencana menaikkan daya tampung di PTN. Upaya menaikkan angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi dilakukan lewat perguruan tinggi swasta (PTS).
“Angka partisipasi kasar di pendidikan tinggi kita memang masih rendah yaitu 31,5 persen. Presiden meminta agar peningkatan APK dilakukan lewat PTS sjaa. Karena itu daya tampung di PTN kami batasi,” ujarnya.
Nasir mengapresiasi upaya Undip yang menggelar ujian mandiri di 21 kota di Indonesia. Dengan demikian, mahasiswa Undip lebih beragam dan mencerminkan semangat negara kesatuan republik Indonesia (NKRI).
“Jangan sampai yang diterima hanya yang lokal saja, tapi di seluruh lokasi tes,” ucap Nasir seraya menambahkan jumlah peserta mandiri tahun ini bertambah hingga 25 persen menjadi 31.610.orang dengan daya tampung 2.359 kursi. (Tri Wahyuni)