Suara Karya

Penambang Pengalaman Unik Puasa di Bawah Tanah 

JAKARTA (Suara Karya): Pekerja tambang yang harus bekerja di tempat dengan kedalaman ratusan meter di bawah permukaan tanah memperoleh pengalaman unik saat menjalankan ibadah puasa Ramadhan.

“Meski bekerja di tambang yang ada di bawah permukaan tanah, tidak menghambat kami untuk tetap menjalankan ibadah puasa. Justru di situlah keunikannya,” ujar seorang pekerja tambang Freeport Indonesia, Teguh Supriyatno, di Jakarta, Sabtu (9/6).

Teguh yang bekerja sebagai karyawan departemen konstruksi tambang Deep Mill Level Zone (DMLZ) itu, menambahkan bekerja di tambang di bawah tanah tidak menghambat dirinya untuk tetap berpuasa.

“Bahkan kerja keras pada Bulan Puasa ini menjadi penyemangat kami karena tentunya mencari nafkah yang baik di dalam bulan Ramadhan lebih tinggi nilainya di hadapan Allah SWT,” katanya.

Dia menjelaskan semua aktivitas tetap berjalan seperti hari biasa dengan masalah keselamatan tetap hal menjadi hal yang paling diutamakan.

Teguh menjelaskan bahwa perusahaan tempatnya bekerja memperhatikan sampai hal-hal terkecil, seperti persiapan berbuka puasa.

Setiap karyawan yang menjalankan ibadah puasa didata agar ketika waktu berbuka puasa datang, karyawan tersebut bisa untuk sementara menghentikan aktivitasnya guna melaksanakan buka puasa.

“Berbuka bersama dalam suasana seperti ini terasa unik. Karena bagaimanapun kami ada ratusan meter dari permukaan tanah. Kesempatan untuk tetap bisa bekerja sekaligus menjalankan ibadah adalah sesuatu yang patut kami syukuri,” kata dia.

Selain itu, berpuasa dan bekerja di bawah tanah menguatkan rasa senasib sepenanggungan di antara para karyawan yang harus jauh dari keluarga pada bulan suci Ramadhan.

Menjelang buka puasa, karyawan Muslim menghentikan aktivitasnya sementara waktu dan berkumpul di masjid di tambang bawah tanah untuk ngabuburit menanti azan magrib dikumandangkan yang menandakan waktunya berbuka puasa.

Dia juga menambahkan para karyawan tambang pun diberikan kesempatan untuk Shalat Tarawih.

Bahkan, menurut dia, shalat yang mereka laksanakan itu lebih khusyuk dibandingkan dengan shalat yang dilakukan di tempat lain.

Foreman DMLZ Chute Construction Freeport Indonesia, Apollo Sirait, menerangkan bahwa puasa tidak menjadi penghambat bagi para karyawan untuk tetap bekerja dengan efisien dan produktif.

Menurut dia, bekerja di tambang bawah tanah sekalipun melelahkan tidak membuat para karyawan untuk melepaskan ibadah puasanya.

“Berbuka puasa di ‘jobsite’ ini baik di tambang permukaan maupun tambang bawah tanah sudah menjadi tradisi di Freeport Indonesia. Perusahaan ingin menjamin para karyawan bisa bekerja dengan baik sekaligus menjalankan ibadahnya dengan nyaman. Toleransi juga sangat dijunjung tinggi di mana karyawan yang tidak berpuasa menghargai dan menghormati sesama karyawan lain yang sedang berpuasa. Dalam pekerjaan, saling ‘back-up’, komunikasi dan koordinasi tetap terjaga dengan baik,” kata dia.

Apollo Sirait juga menjelaskan selain menyediakan makanan untuk berbuka puasa di tambang bawah tanah, Freeport Indonesia juga menyiapkan tempat untuk Shalat Tarawih berjamaah bagi para karyawan, yaitu di Masjid Baabul Munawar yang berada 1.700 meter dari permukaan tanah.

Masjid itu pada 2017 mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Dunia-Indonesia sebagai masjid dengan lokasi terdalam dari permukaan tanah.

“Tentunya untuk aktivitas tarawih ini tidak bisa semua karyawan mengikutinya, karena kami harus mempertimbangkan aktivitas kerja yang berlangsung di tambang bawah tanah ini. Beberapa karyawan yang lokasinya jauh dari masjid ini juga akan melaksanakan Shalat Tarawih di waktu istirahatnya secara sendiri-sendiri,” terang Sirait. (Pram)

Related posts