Suara Karya

Besar, Potensi Pendidikan Vokasi di Industri Fesyen Tanah Air

JAKARTA (Suara Karya): Pendidikan vokasi memiliki potensi besar dalam mendongkrak industri fesyen di Tanah Air. Karena ada 1.130 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan 10 Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) dengan kompetensi keahlian di bidang tata busana.

“Jika pendidikan vokasi dilibatkan dalam pengembangan industri fesyen di Tanah Air, hasilnya akan luar biasa,” kata Direktur SMK Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek), Wardani Sugiyanto di Jakarta, Jumat (15/3/24).

Pernyataan Wardani tersebut disampaikan usai menyaksikan penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) antara BT Batik Trusmi dengan 5 SMK untuk pengembangan keahlian bidang fesyen.

Kelima sekolah itu adalah SMKN 30 Jakarta, SMKN 32 Jakarta, SMKN 2 Cirebon, SMK Yami Waled Cirebon, dan SMK Bina Cendekia Cirebon.

Wardani menegaskan, kerja sama industri dengan satuan pendidikan vokasi harus saling menguntungkan. Industri mendapat produk yang bisa dijual, sedangkan para siswa bisa mengasah keahliannya dengan menciptakan produk-produk kreatif.

“Ini bisa jadi tantangan, yang pada akhirnya akan memperkuat kemitraan. Bersama memadukan potensi guru, siswa dan pasar oleh industru. Hasilnya tercipta sumber daya manusia (SDM) yang sesuai dengan kebutuhan industri,” ujarnya.

Founder sekaligus CEO BT Batik Trusmi, Sally Giovanny mengatakan, kemitraan dengan SMK akan menjadi peluang untuk mengembangkan bisnis kedepan, terutama dalam merekrut SDM tata busana yang terampil dan kompeten.

“Kerja sama ini seperti gayung bersambut. Kami di industri fesyen, khususnya kriya yang padat karya memang butuh banyak kolaborasi. Semoga kolaborasi yang dijembatani Kementerian Perdagangan dan Kemdikbudristek ini akan berkembang di masa depan,” tuturnya.

Sally menyebut, pihaknya akan menyiapkan banyak bahan kain batik yang akan dikaryakan oleh para siswa. “Saya sudah tidak sabar ingin melihat karya fesyen yang dihasilkan siswa dari kerja sama ini,” ucapnya.

BT Batik Trusmi yang terus didampingi Direktorat Mitras DUDI dan Direktorat Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Kemendag sebelumnya ditetapkan telah melakukan audiensi di 5 SMK yang memiliki kompetensi keahlian tata busana.

Direktur Pengembangan Ekspor Jasa dan Produk Kreatif Kemendag, Merry Maryati berharap, kolaborasi BT Batik Trusmi dan SMK akan memperluas pasar batik trusmi hingga mancanegara.

Dalam 2 tahun terakhir, Kemendag bersama Kemdikbudristek mendorong keterlibatan satuan pendidikan vokasi dalam ekosistem perdagangan. Hal itu terlihat dalam ajang Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW).

Koordinator Tim Kerja Bidang Kemitraan Dit. Mitras DUDI, Yoggi Herdani menyebut, PKS antara BT Batik Trusmi dan 5 SMK mencakup antara lain, penyelarasan kurikulum berbasis industri; peningkatan kompetensi bagi pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik; penyediaan pendidik tamu dari DUDI di SPV; pengembangan dan pemanfaatan sarana dan prasarana.

Selain itu kerja sama juga mencakup sertifikasi kompetensi bagi pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik; praktik kerja lapangan (PKL) atau magang; rekrutmen lulusan pendidikan vokasi. (Tri Wahyuni)

Related posts