JAKARTA (Suara Karya): Inflasi di DKI Jakarta tercatat sebesar 0,03% (mtm) pada Oktober 2024, setelah mengalami deflasi -0,10% pada bulan sebelumnya. Menurut rilis Badan Pusat Statistik (BPS), tekanan inflasi berasal dari kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya, Perumahan, Air, Listrik, serta Makanan, Minuman, dan Tembakau, sementara kelompok transportasi mengalami deflasi.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta Arlyana Abubakar melalui keterangan tertulisnya, Jumat (1/11/2024) menyatakan, secara tahunan inflasi Jakarta mencapai 1,58% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 1,70% (yoy). Angka ini masih berada dalam sasaran inflasi yang ditetapkan, yaitu 2,5±1%, dan lebih rendah dari inflasi nasional yang tercatat 1,71% (yoy).
Menrut Arlyana, kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya mengalami inflasi 0,93% (mtm), berkontribusi sebesar 0,06% terhadap inflasi total. Kenaikan harga emas perhiasan menjadi faktor utama.
Sementara itu, kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga mengalami inflasi 0,14% (mtm) dengan kontribusi 0,03%, terutama akibat kenaikan upah tukang.
“Pada kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, inflasi sebesar 0,09% (mtm) disebabkan oleh kenaikan harga daging ayam ras, kopi bubuk, dan beras. Kenaikan harga daging ayam ras dipicu oleh harga livebird yang meningkat, sedangkan harga kopi dipengaruhi oleh cuaca panas di negara-negara produsen,” ujarnya.
Sebaliknya lanjut Arlyana, kelompok transportasi mencatat deflasi -0,85% (mtm), lebih dalam dari bulan sebelumnya, yang didorong oleh penurunan tarif transportasi udara dan harga bensin.
Keberhasilan pengendalian inflasi Jakarta tidak terlepas dari sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang semakin kuat. Selama Oktober, TPID melakukan sejumlah kegiatan, termasuk program sembako murah, perluasan kerjasama antar daerah, dan rapat koordinasi mingguan untuk memantau harga dan stok.
“Dengan berbagai upaya ini, TPID DKI Jakarta berkomitmen untuk memastikan inflasi tetap terkendali sesuai sasaran 2,5±1% hingga akhir tahun 2024,” ujarnya. (Boy)