JAKARTA (Suara Karya): Pakar Bioteknologi, Biologi dan Nutrisi dari National Chung Hsing University Taiwan Prof Chau Chi Fai menyatakan, kanker adalah salah satu penyakit yang ditakuti di dunia. Padahal lebih dari 30 persen penyakit kanker bisa disembuhkan dengan cara mengubah faktor risiko perilaku dan pola makan penyebab penyakit kanker.
“Kanker memang penyakit yang ditakuti, namun bukan penyakit yang terjadi dalam waktu singkat. Butuh waktu cukup lama hingga sel-sel kanker berkembang dan menjadi ganas,” kata Chau di melalui siaran persnya kepada suarakarya.co.id di Jakarta, Senin (30/7).
Menurutnya, kanker yang diketahui sejak dini memiliki kemungkinan untuk mendapatkan penanganan lebih baik dengan cara mendeteksi gejala paling awal yang mungkin berkembang di dalam tubuh. Meskipun sebagian besar gejala ini dapat bersifat sangat umum dan bisa berbeda tergantung lokasi, karakter keganasan serta ada tidaknya metastasis, tapi memeriksakannya lebih awal dapat membuat perbedaan besar. Luangkanlah waktu untuk memeriksa apa pun gejala-gejala yang ada.
Diketahui, World Health Organization (WHO) menyebutkan pada tahun 2012, terdapat 14 juta kasus baru dan 8.2 juta orang meninggal dunia karena kanker. Dan diperkirakan akan meningkat menjadi 24 juta di tahun 2035.
Menurut data GLOBOCAN tahun 2008, sebuah badan penelitian kanker internasional dibawah WHO, dikutip dari Global Cancer Statistics (2011) tingkat kejadian kanker di Asia Tenggara adalah yang tertinggi di antara negara-negara di seluruh dunia, dengan Indonesia masuk di peringkat teratas bersama Malaysia dan Singapura.
Sementara itu, Executive Director PT Citra Nusa Insan Cemerlang (CNI) Group Chew Say Loo mengungkapkan,
diet sehat mengubah pola hidup dan minum suplemen yang tepat bisa mencegah perkembangan kanker.
“Sangatlah penting untuk mengamati segala perubahan tak wajar yang timbul pada tubuh agar kanker bisa dideteksi lebih dini. Semakin dini mendapati keanehan, maka peluang untuk sembuh juga makin besar,” ujarnya.
Chew Say Loo menyatakan bahwa CNI memiliki suplemen kesehatan yang baik untuk penderita kanker. SUN CHLORELLA AGARICUS suplemen antikanker yang mengandung Agaricus blazei Murril yaitu sejenis jamur yang terbukti bermanfaat sebagai antikanker.
“Jamur ini ditemukan oleh Dr. Inosuke Iwade (Prof. di Dept Pertanian, Mie University, Jepang) dan dibudidayakan oleh Dr. Hitoshi Ito (Direktur The Research Institute of Fungal Pharmacology di Jepang) yang memiliki hak paten sebagai formula original karena tidak semua Agaricus memiliki efek anti kanker,” ujarnya.
Diungkapkan Chew, Sun Chlorella Agaricus adalah suplemen yang dapat membantu melawan sel kanker namun tindakan seperti radiasi, operasi atau kemoterapi sebaiknya tetap dilakukan. Dengan tambahan Chlorella Growth Factor (CGF), Sun Chlorella Agaricus menjadi suplemen antikanker yang aman untuk sel normal yang sehat berbeda dengan obat kanker umumnya yang tidak hanya membunuh sel kanker tapi juga membunuh sel normal yang sehat.
Manfaat Sun Chlorella Agaricus adalah menyerang dan menghancurkan sel kanker dengan meningkatkan Natural Killer Cell. Mengoptimalkan hasil kerja obat dan terapi kanker seperti kemoterapi atau radioterapi. Mengurangi efek samping dari terapi kanker seperti muntah, kehilangan nafsu makan, dan kerontokan rambut, serta membantu memperbarui sel-sel yang rusak.
“Bila pasien diberikan obat dokter (diluar kemoterapi), maka obat tersebut harus diminum sesuai anjuran dan diberi selang waktu 2-3 jam dengan konsumsi Sun Chlorella Agaricus,” ungkapnya. (Rizal Cahyono)